logo esacapala

Blogroll


Rabu, 14 Mei 2014

Cerita Perjalanan Gn. Salak

Cerita Perjalanan

                Assalamualaikum Wr.Wb. Sebelumnya saya ingin memperkenalkan diri saya terlebih dahulu, nama saya Alfasya Rayi Kusuma dengan nama Rimba “ ILER “, anggota ESACAPALA Rimba 14, SMAN 1 Cikarang Utara, Saya tinggal di Cikarang Utara tepatnya di Perum Central Park blok A1 no.4 Cikarang Utara Bekasi.

            Pada tanggal 18 April 2014 hari Jumat kami pergi ke Sukabumi untuk melakukan pendakian bersama ke Gunung Salak, 2 hari sebelumnya kami telah mempersiapkan barang barang dan perlengkapan yang di butuhkan mulai dari Tas Carriel, SB ( Sleeping Bag ), Nasting dan lain lain, lalu 1 hari sebelum berangkat kami melakukan packing di rumah salah satu alumni ESACAPALA yaitu di rumah Bang Iwang.

            Pada Hari keberangkatan kami, kebetulan pada hari jumat itu adalah hari libur, kami pagi pagi sudah berkumpul di rumah bang Iwang sekitar jam 7, kami berangkat dari rumah bang Iwang sekitar jam 8 dengan menyewa angkutan umum dan berhenti sampai Stasiun Lemah Abang, kami di Stasiun Lemah Abang sudah di tunggu oleh bang Usep ( Pembina ESACAPALA ) dan para alumni yang lain yang akan ikut pendakian.

            Saya kira kami akan pergi ke Sukabumi dengan menggunakan Kereta api, ternyata Bang Ambar sudah menyediakan truk angkatan laut untuk mengantar kami sampai ke Cidahu ( kaki gunung salak ), kami berangkat dari Lemah Abang lewat tol Cikarang Barat, Teh Mar’ah dan Teh Ayu ( R.XII ) ikut menumpang sampai Jababeka untuk pulang ke rumah mereka, awalnya teh Mar’ah ingin ikut pendakian, hanya saja ada urusan mendadak katanya.

            Dalam perjalanan kami melakukan beberapa aktivitas di truk, ada yang tidur, ada yang main hp dan ada pula yang main kartu remi ( biasanya sih main poker ), sekali saja kami pergi ke Rest Area di jalan tol untuk istirahat, dimanfaatkan untuk buang air, membeli makan atau minum dll, perjalanan kami ternyata sampai 4 jam menuju ke Cidahu, di perjalanan kami melakukan sembahyang Jum’at ( Shalat Jum’at di salah satu masjid di Cidahu, sehingga kami beristirahat sebentar disana, saat Shalat Jum’at seperti ada yang berbeda dari biasanya kita Shalat Jum’at, disana khotbah nya menggunakan bahasa arab dan khotbahnya itu pun sangat singkat seperti tidak khotbah sama sekali, ya mungkin di sana sudah terbiasa seperti itu, selesai Shalat kami makan es cincau untuk beberapa saat, lalu kembali melanjutkan perjalanan menuju tempat pendaftaran masuk ke Gunung Salak.

            Sesampainya di tempat pendaftaran sekitar jam 1, Bang Iwang turun untuk mendaftar lalu membayar sesuai kuota ( orang ) yang kami bawa, kartu KTP bang Iwang di Simpan tempat pendaftaran, saya tidak tahu mengapa ya tapi pasti ada alasan nya, selesai daftar kami langsung menuju gerbang masuk ke Gunung Salak, sampai di gerbang, kami siap siap untuk mendaki Gunung Salak, lalu menentukan carriel mana yang akan saya bawa, tetapi Naba, Oii dan Bisma ingin hajatan ( membuang hajat bisa dibilang buang air besar ) mereka turun kembali untuk mencari WC, ketika semua sudah siap Naba dan yang lainnya belum juga sampai, saya di perintahkan menyusul mereka, saat menyusul mereka, ternyata mereka sudah dekat dan sedang berjalan, lalu mereka di suruh berlari agar cepat sampai.

            Sebelum masuk ke gerbang pendakian sekitar jam 2 siang, kami ber foto – foto dahulu biar eksis haha, lalu kami masuk gerbang pendakian, jalurnya cukup terjal di awal, sebenarnya nafas saya saja sudah sedikit sesak setelah beberapa menit naik, tetapi semakin naik jalur menjadi landai sehingga tidak terlalu mengurangi tenaga, setelah kurang lebih 30 menit naik kami pun rest untuk beberapa menit, lalu kami melanjutkan perjalanan kembali, jalur yang memang licin menjadi semakin licin karena saya memakai sepatu yang tidak layak pakai di gunung, sehingga beberapa kali saya hampir terjatuh karena terpeleset.

            Sekitar jam setengah 4, kami sampai di Bajuri ( 24-25 HM ) kami Mendirikan tenda disana untuk beristirahat hingga besok pagi untuk melanjutkan pendakian ke puncak, karena tidak mungkin kami melakukan pendakian pada malam hari karena jalur yang licin, gelap dan berkabut sehingga kami memutuskan Nge-Camp di Bajuri.

            Setelah selesai mendirikan semua tenda, kami memasukan semua carriel dan daypack ke dalam tenda masing masing, saya langsung membersihkan muka di sungai sekalian mengambil air wudhu untuk Shalat Ashar, selesainya Shalat, kami memasak untuk makan kami bersama, saya kurang ingat kami makan apa waktu itu tapi yang pasti makan nya pakai nasi haha, selesai makan kami membereskan semua sisa makanan dan membersihkan nesting dan piring, selesai semua itu, hari mulai gelap, tidak sadar kalau jam sudah menunjukan jam 6 lewat, saya langsung mengambil wudhu untuk Shalat Maghrib dan menunggu waktu Maghrib tiba, kami Shalat Maghrib secara berjamaah dengan alas terpal.


            Selesainya Shalat Maghrib, saya membuat teh hangat untuk menghangatkan badan karena disana sangat dingin ( ya mungkin karena saya nya saja yang alergi dingin ) saya minum teh hangat sambil minum obat alergi saya supaya alergi saya tidak kambuh, saya tidur lebih dahulu dari yang lain, ketika yang lain sedang asyik mengobrol dan bercanda di luar tenda, saya dan teman saya Bisma ada di dalam tenda dan tidur duluan karena mata yang sudah tidak kuat menahan kantuk, tetapi untuk beberapa kali saya terbangun dari tidur saya karena kedinginan jadi saya memainkan hp saya untuk bermain flappy bird agar saya bisa tertidur kembali, tetapi suasana di luar tenda sedang seru seru nya dengan tertawa dengan lawakan lawakan dan plesetan dari abang abang alumni, saya di dalam tenda jadi tertawa sendiri seperti orang gila, lalu entah mengapa saya tertidur kembali.

            Pagi harinya saya bangun sekitar jam setengah 7, ternyata diluar tenda sudah banyak orang yang bangun dan sudah ada yang memasak untuk sarapan pagi, kami pun sarapan pagi sekitar jam 7 lewat, saat jam 8 pagi, kami bersiap untuk kembali melanjutkan pendakian kepuncak Salak, awalnya kami berniat untuk mendirikan tenda di puncak tetapi menurut perkiraan bang Eki kami lebih baik meninggalkan tenda dan carriel di Bajuri, bang Eki yang menjaga Camp selama kami pergi ke puncak, kami mendaki hanya membawa beberapa daypack dan smallpack, dengan membawa persediaan air yang lumayan banyak karena selama perjalanan ke atas sudah tidak ada lagi mata air.

            Kami berangkat dengan penuh semangat, kami melewati jalur yang sangat sulit dan bisa di bilang ekstrim karena banyak jalur yang berlumpur dan ada lumpur hisap, tebing tebing dan pohon yang besar, sulit sekali di lewati, apalagi saat melewati jalur yang kanan dan kirinya jurang, sangat mengerikan melihat ke bawah tetapi pemandangan di sekitar yang sangat luar biasa yang dapat menghilangkan rasa takut tersebut, beberapa kali kami rest untuk minum dan menunggu orang yang tertinggal di belakang, kami mendaki tak terasa sampai 4 jam lebih untuk sampai puncak Salak 1.

            Dan akhirnya pun kami sampai puncak Salak 1, tetapi sayang sekali, pemandangan di sekitar tertutup dengan kabut kabut sehingga menghalangi pemandangannya, kami di puncak beristirahat sekitar 1 jam untuk minum dan foto foto di puncak, setelah semua puas, kami segera kembali ke Bajuri, di tengah perjalanan, hujan gerimis turun membasahi jalur, kami langsung menggunakan rain coat kami masing masing, udaranya semakin dingin ketika hujan gerimis, tetapi sialnya, hujannya berhenti , hanya sebentar saja hujan di atas, tetapi mungkin di bawah hujannya deras karena jalur yang kami lewati tadi menjadi lebih licin dan becek, sehingga saya terjatuh beberapa kali karena terpeleset.

            Bang Bayu salah satu partisipan ESACAPALA terkilir kakinya saat menuruni gunung, bang Ambar pun menolongnya dan menyuruh kami turun duluan, kami beberapa kali rest untuk beristirahat dan mengumpulkan sedikit tenaga dengan minum, tetapi sesampainya di Camp atau di Bajuri, yang sampai hanya sebagian saja, ada beberapa orang yang tertinggal atau tersasar di gunung, kami menunggu beberapa menit untuk memastikan lalu bang Ambar, bang Eki dan bang Iwang pun kembali naik ke atas untuk pergi mencari beberapa orang yang tersasar tersebut, setelah 40 menit kurang akhirnya semua orang berhasil di temukan dan di bawa kembali ke Camp.

            Saya sebenarnya panic, sedih dan senang, saya sedih karena teman teman saya yang tersasar di gunung, saya senang karena bukan saya yang tersasar di gunung, saat itu hari sudah gelap, saya langsung mengambil air wudhu untuk Shalat Maghrib, selesai Shalat Maghrib kami ramah tamah dengan orang orang, kesannya apa, dan lain lain yang kami omongkan, tetapi mata saya sudah tidak tertahankan kembali, saya langsung minum obat dan kembali tertidur.

            Paginya saya Shalat Subuh, lalu kami membuat sarapan, lalu kami makan bersama dengan menggelar trashbag yang di robek agar panjang untuk muat makan bersama, karena kurang muat, terciptalah kata tagteam untuk makan haha, saling bergantian untuk makan, selesai semuanya kami membereskan semuanya, lalu kami merapihkan tenda dan melipatnya kembali karena kami akan turun ke gerbang pendakian karena memang sudah hari minggu, hari yang di suruh untuk pulang ke rumah, setelah semua tenda dan barang barang lain masuk tas carriel, kami opsi dengan membersihkan sampah sampah bekas kami di sekitar Bajuri.

            Sebelum kami turun gunung, kami melakukan doa bersama dan berteriak yel yel ESACAPALA, lalu kami pun turun dengan damai haha, selama turun tenaga yang terpakai tidak terlalu besar dari saat kami naik, tetapi tetap saja, saya seringkali terpeleset karena sepatu saya yang licin dan jalurnya juga yang licin, kami beberapa kali rest pula untuk minum. Setelah 3 jam berlalu akhirnya kami sampai bawah dan langsung ke Cidahu, langsung menuju warung terdekat untuk istirahat, makan, mandi, minum dan lain lain, ternyata sudah ada truk angkatan laut yang menunggu untuk mengantar kami pulang, sekitar 2 jam di warung, jam 12 kami berangkat pulang menuju Stasiun Lemah Abang, perjalanan di tol cukup macet, kami sampai ke Stasiun Lemah Abang sekitar jam 3, sesampainya di Stasiun kami pun pulang masing masing ke rumah, ada yang pulang ke rumah bang Iwang dahulu untuk membereskan tas carriel, tetapi saya pulang dahulu karena kebetulan angkot nya memang melewati tempat tinggal saya.

            Ya mungkin hanya segini yang dapat saya ceritakan dalam cerita perjalanan saya, karena mungkin kapasitas otak saya yang tidak besar hahaha, sekian dari saya, wassalamualaikum Wr.Wb


Alfasya Rayi Kusuma~ ESCA. AM. RXIV


0 comments:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More