logo esacapala

Blogroll


Di Ketinggian Gunung Burangrang

Bukan Ketinggian, Tapi Keindahan

Sunrise dan Edelweis Hargo Dumilah

Mentari Terbit Dengan Keindahan Bunga Abadi

Bunga Abadi Gunung Lawu

Masihkah Anda Memetik Ini!! STOP!!

orientasi medan (ormed) R.XIV

Esacapala Rimba XIV Ketika Melakukan Orientasi Medan Di Kawah Ratu Cidahu

Foto Keluarga pendakian bersama

Foto Saat Pendakian Bersama Di Gunung Cikuray

Maka, nikmat Tuhan-Mu yang manakah yang engkau dustakan?"

Kami bertakbir, jika menaiki tempat yang tinggi dan bertasbih manakala kami menuruni lembah.” -HR Al Bukhari-

tak akan berhenti kami membentangkan panji esacapala

Ini Panji Kami!! Panji Esacapala

Bromo Tengger Semeru National Park

Mt semeru (3,676m) is the tallest peak in java. indonesia. Her routine act in spewing gases, ashes and volcanic rocks add the whole scenery into a magical morning vista. (pics by chillntravel on FLICKR)

Temoe Nasional Pedoeli Alam 2007 (Picture taken by Rei)

Gambar diambil saat acara Lomba Kebut Gunung dalam Temoe Nasional Pedoeli Alam yang diadakan oleh Vanaprasta (Bpk. Adhyaksa Dault) untuk memperingati Hari kemerdekaan - 17 Agustus 2007.

Sunset di Gunung Sumbing

Pendakian Tahunan divisi Mountainering tahun 2008. Gambar diambil dari gunung Sumbing (3163 mdpl), gambar di foto adalah gunung Sindoro (3153 mdpl).

Rabu, 14 Mei 2014

Cerita Perjalanan Gn. Salak

Cerita Perjalanan

                Assalamualaikum Wr.Wb. Sebelumnya saya ingin memperkenalkan diri saya terlebih dahulu, nama saya Alfasya Rayi Kusuma dengan nama Rimba “ ILER “, anggota ESACAPALA Rimba 14, SMAN 1 Cikarang Utara, Saya tinggal di Cikarang Utara tepatnya di Perum Central Park blok A1 no.4 Cikarang Utara Bekasi.

            Pada tanggal 18 April 2014 hari Jumat kami pergi ke Sukabumi untuk melakukan pendakian bersama ke Gunung Salak, 2 hari sebelumnya kami telah mempersiapkan barang barang dan perlengkapan yang di butuhkan mulai dari Tas Carriel, SB ( Sleeping Bag ), Nasting dan lain lain, lalu 1 hari sebelum berangkat kami melakukan packing di rumah salah satu alumni ESACAPALA yaitu di rumah Bang Iwang.

            Pada Hari keberangkatan kami, kebetulan pada hari jumat itu adalah hari libur, kami pagi pagi sudah berkumpul di rumah bang Iwang sekitar jam 7, kami berangkat dari rumah bang Iwang sekitar jam 8 dengan menyewa angkutan umum dan berhenti sampai Stasiun Lemah Abang, kami di Stasiun Lemah Abang sudah di tunggu oleh bang Usep ( Pembina ESACAPALA ) dan para alumni yang lain yang akan ikut pendakian.

            Saya kira kami akan pergi ke Sukabumi dengan menggunakan Kereta api, ternyata Bang Ambar sudah menyediakan truk angkatan laut untuk mengantar kami sampai ke Cidahu ( kaki gunung salak ), kami berangkat dari Lemah Abang lewat tol Cikarang Barat, Teh Mar’ah dan Teh Ayu ( R.XII ) ikut menumpang sampai Jababeka untuk pulang ke rumah mereka, awalnya teh Mar’ah ingin ikut pendakian, hanya saja ada urusan mendadak katanya.

            Dalam perjalanan kami melakukan beberapa aktivitas di truk, ada yang tidur, ada yang main hp dan ada pula yang main kartu remi ( biasanya sih main poker ), sekali saja kami pergi ke Rest Area di jalan tol untuk istirahat, dimanfaatkan untuk buang air, membeli makan atau minum dll, perjalanan kami ternyata sampai 4 jam menuju ke Cidahu, di perjalanan kami melakukan sembahyang Jum’at ( Shalat Jum’at di salah satu masjid di Cidahu, sehingga kami beristirahat sebentar disana, saat Shalat Jum’at seperti ada yang berbeda dari biasanya kita Shalat Jum’at, disana khotbah nya menggunakan bahasa arab dan khotbahnya itu pun sangat singkat seperti tidak khotbah sama sekali, ya mungkin di sana sudah terbiasa seperti itu, selesai Shalat kami makan es cincau untuk beberapa saat, lalu kembali melanjutkan perjalanan menuju tempat pendaftaran masuk ke Gunung Salak.

            Sesampainya di tempat pendaftaran sekitar jam 1, Bang Iwang turun untuk mendaftar lalu membayar sesuai kuota ( orang ) yang kami bawa, kartu KTP bang Iwang di Simpan tempat pendaftaran, saya tidak tahu mengapa ya tapi pasti ada alasan nya, selesai daftar kami langsung menuju gerbang masuk ke Gunung Salak, sampai di gerbang, kami siap siap untuk mendaki Gunung Salak, lalu menentukan carriel mana yang akan saya bawa, tetapi Naba, Oii dan Bisma ingin hajatan ( membuang hajat bisa dibilang buang air besar ) mereka turun kembali untuk mencari WC, ketika semua sudah siap Naba dan yang lainnya belum juga sampai, saya di perintahkan menyusul mereka, saat menyusul mereka, ternyata mereka sudah dekat dan sedang berjalan, lalu mereka di suruh berlari agar cepat sampai.

            Sebelum masuk ke gerbang pendakian sekitar jam 2 siang, kami ber foto – foto dahulu biar eksis haha, lalu kami masuk gerbang pendakian, jalurnya cukup terjal di awal, sebenarnya nafas saya saja sudah sedikit sesak setelah beberapa menit naik, tetapi semakin naik jalur menjadi landai sehingga tidak terlalu mengurangi tenaga, setelah kurang lebih 30 menit naik kami pun rest untuk beberapa menit, lalu kami melanjutkan perjalanan kembali, jalur yang memang licin menjadi semakin licin karena saya memakai sepatu yang tidak layak pakai di gunung, sehingga beberapa kali saya hampir terjatuh karena terpeleset.

            Sekitar jam setengah 4, kami sampai di Bajuri ( 24-25 HM ) kami Mendirikan tenda disana untuk beristirahat hingga besok pagi untuk melanjutkan pendakian ke puncak, karena tidak mungkin kami melakukan pendakian pada malam hari karena jalur yang licin, gelap dan berkabut sehingga kami memutuskan Nge-Camp di Bajuri.

            Setelah selesai mendirikan semua tenda, kami memasukan semua carriel dan daypack ke dalam tenda masing masing, saya langsung membersihkan muka di sungai sekalian mengambil air wudhu untuk Shalat Ashar, selesainya Shalat, kami memasak untuk makan kami bersama, saya kurang ingat kami makan apa waktu itu tapi yang pasti makan nya pakai nasi haha, selesai makan kami membereskan semua sisa makanan dan membersihkan nesting dan piring, selesai semua itu, hari mulai gelap, tidak sadar kalau jam sudah menunjukan jam 6 lewat, saya langsung mengambil wudhu untuk Shalat Maghrib dan menunggu waktu Maghrib tiba, kami Shalat Maghrib secara berjamaah dengan alas terpal.


            Selesainya Shalat Maghrib, saya membuat teh hangat untuk menghangatkan badan karena disana sangat dingin ( ya mungkin karena saya nya saja yang alergi dingin ) saya minum teh hangat sambil minum obat alergi saya supaya alergi saya tidak kambuh, saya tidur lebih dahulu dari yang lain, ketika yang lain sedang asyik mengobrol dan bercanda di luar tenda, saya dan teman saya Bisma ada di dalam tenda dan tidur duluan karena mata yang sudah tidak kuat menahan kantuk, tetapi untuk beberapa kali saya terbangun dari tidur saya karena kedinginan jadi saya memainkan hp saya untuk bermain flappy bird agar saya bisa tertidur kembali, tetapi suasana di luar tenda sedang seru seru nya dengan tertawa dengan lawakan lawakan dan plesetan dari abang abang alumni, saya di dalam tenda jadi tertawa sendiri seperti orang gila, lalu entah mengapa saya tertidur kembali.

            Pagi harinya saya bangun sekitar jam setengah 7, ternyata diluar tenda sudah banyak orang yang bangun dan sudah ada yang memasak untuk sarapan pagi, kami pun sarapan pagi sekitar jam 7 lewat, saat jam 8 pagi, kami bersiap untuk kembali melanjutkan pendakian kepuncak Salak, awalnya kami berniat untuk mendirikan tenda di puncak tetapi menurut perkiraan bang Eki kami lebih baik meninggalkan tenda dan carriel di Bajuri, bang Eki yang menjaga Camp selama kami pergi ke puncak, kami mendaki hanya membawa beberapa daypack dan smallpack, dengan membawa persediaan air yang lumayan banyak karena selama perjalanan ke atas sudah tidak ada lagi mata air.

            Kami berangkat dengan penuh semangat, kami melewati jalur yang sangat sulit dan bisa di bilang ekstrim karena banyak jalur yang berlumpur dan ada lumpur hisap, tebing tebing dan pohon yang besar, sulit sekali di lewati, apalagi saat melewati jalur yang kanan dan kirinya jurang, sangat mengerikan melihat ke bawah tetapi pemandangan di sekitar yang sangat luar biasa yang dapat menghilangkan rasa takut tersebut, beberapa kali kami rest untuk minum dan menunggu orang yang tertinggal di belakang, kami mendaki tak terasa sampai 4 jam lebih untuk sampai puncak Salak 1.

            Dan akhirnya pun kami sampai puncak Salak 1, tetapi sayang sekali, pemandangan di sekitar tertutup dengan kabut kabut sehingga menghalangi pemandangannya, kami di puncak beristirahat sekitar 1 jam untuk minum dan foto foto di puncak, setelah semua puas, kami segera kembali ke Bajuri, di tengah perjalanan, hujan gerimis turun membasahi jalur, kami langsung menggunakan rain coat kami masing masing, udaranya semakin dingin ketika hujan gerimis, tetapi sialnya, hujannya berhenti , hanya sebentar saja hujan di atas, tetapi mungkin di bawah hujannya deras karena jalur yang kami lewati tadi menjadi lebih licin dan becek, sehingga saya terjatuh beberapa kali karena terpeleset.

            Bang Bayu salah satu partisipan ESACAPALA terkilir kakinya saat menuruni gunung, bang Ambar pun menolongnya dan menyuruh kami turun duluan, kami beberapa kali rest untuk beristirahat dan mengumpulkan sedikit tenaga dengan minum, tetapi sesampainya di Camp atau di Bajuri, yang sampai hanya sebagian saja, ada beberapa orang yang tertinggal atau tersasar di gunung, kami menunggu beberapa menit untuk memastikan lalu bang Ambar, bang Eki dan bang Iwang pun kembali naik ke atas untuk pergi mencari beberapa orang yang tersasar tersebut, setelah 40 menit kurang akhirnya semua orang berhasil di temukan dan di bawa kembali ke Camp.

            Saya sebenarnya panic, sedih dan senang, saya sedih karena teman teman saya yang tersasar di gunung, saya senang karena bukan saya yang tersasar di gunung, saat itu hari sudah gelap, saya langsung mengambil air wudhu untuk Shalat Maghrib, selesai Shalat Maghrib kami ramah tamah dengan orang orang, kesannya apa, dan lain lain yang kami omongkan, tetapi mata saya sudah tidak tertahankan kembali, saya langsung minum obat dan kembali tertidur.

            Paginya saya Shalat Subuh, lalu kami membuat sarapan, lalu kami makan bersama dengan menggelar trashbag yang di robek agar panjang untuk muat makan bersama, karena kurang muat, terciptalah kata tagteam untuk makan haha, saling bergantian untuk makan, selesai semuanya kami membereskan semuanya, lalu kami merapihkan tenda dan melipatnya kembali karena kami akan turun ke gerbang pendakian karena memang sudah hari minggu, hari yang di suruh untuk pulang ke rumah, setelah semua tenda dan barang barang lain masuk tas carriel, kami opsi dengan membersihkan sampah sampah bekas kami di sekitar Bajuri.

            Sebelum kami turun gunung, kami melakukan doa bersama dan berteriak yel yel ESACAPALA, lalu kami pun turun dengan damai haha, selama turun tenaga yang terpakai tidak terlalu besar dari saat kami naik, tetapi tetap saja, saya seringkali terpeleset karena sepatu saya yang licin dan jalurnya juga yang licin, kami beberapa kali rest pula untuk minum. Setelah 3 jam berlalu akhirnya kami sampai bawah dan langsung ke Cidahu, langsung menuju warung terdekat untuk istirahat, makan, mandi, minum dan lain lain, ternyata sudah ada truk angkatan laut yang menunggu untuk mengantar kami pulang, sekitar 2 jam di warung, jam 12 kami berangkat pulang menuju Stasiun Lemah Abang, perjalanan di tol cukup macet, kami sampai ke Stasiun Lemah Abang sekitar jam 3, sesampainya di Stasiun kami pun pulang masing masing ke rumah, ada yang pulang ke rumah bang Iwang dahulu untuk membereskan tas carriel, tetapi saya pulang dahulu karena kebetulan angkot nya memang melewati tempat tinggal saya.

            Ya mungkin hanya segini yang dapat saya ceritakan dalam cerita perjalanan saya, karena mungkin kapasitas otak saya yang tidak besar hahaha, sekian dari saya, wassalamualaikum Wr.Wb


Alfasya Rayi Kusuma~ ESCA. AM. RXIV


Selasa, 13 Mei 2014

Cerita Perjalanan Gn. Salak

Cerita Perjalanan
         Berawal ketika saya mendengar kabar kalo dalam waktu dekat ada pendakian ke Gn. Gede, awalnya saya malas2an dan ogah2an untuk ikut, sebab pertama, saya tidak punya passion buat ke Gunung tidak seperti teman2 lain, kedua, ambisi dan kemauan saya buat latian fisik juga segede biji jeruk, ketiga uang saya juga lagi krisis.
Tapi dipikir lagi, saya juga penasaran gimana hawa gunung itu, dan akhirnya saya tertarik buat ikut acara tersebut. Dari situ saya mulai nabung dan jogging sana sini. Dan ternyata pendakian di alihkan ke Gn. Salak karena beberapa sebab. Dan denger2 dari Ayah saya katanya track salak itu termasuk ekstrim, dan saya di usulkan untuk jogging terus2an buat meminimalisir cidera, kata Ayah saya.

          Setelah beberapa minggu latihan fisik yang sangat menguras tenaga dan waktu main saya. Akhirnya ga terasa sudah H-1, malam itu saya dan aldith ketar ketir nyari barang pribadi yang masih tidak ada. Satu persatu toko eiger kami singgahi, pertama-tama Aldith nyari celana, sendal, dan sarung tangan. Saya sih ikutin semau dia aja, asalkan pulang saya di anterin sampe rumah, akhirnya dia dapet celana dan sendal gunung plus sarung tangan, dan saya cuma beli sling bag, yaa lumayan lah buat naro p3k dan sebagainya.

          Semua barang sudah lengkap, tinggal packing. Ajaib, sarung sleeping bag saya ada di rumah bang Iwang, padahal kata teman2 sarung sleeping bag saya hanyut kebawa banjir, entahlah. Kelar packing segala macem saya dikasih mandat oleh bang Ambar buat beli roti. Saya tau langganan ibu saya beli roti. Sial, karena sudah malam tokonya tutup, dan planning saya besok beli di dekat rumah bang Iwang.

          Sesampainya di rumah tidak seperti biasanya, saya langsung tidur. Biasanya saya kalo ada acara2 besar suka tidak bisa tidur dan mikir besok bakal terjadi apa, entahlah mungkin capek nemenin Aldith nyari barang. Bangun jam 3 pagi buat solat tahajud dan solat sunnah perjalanan, setelah itu mandi dan siap buat berangkat ke rumah bang Iwang. Saya pikir kalo hari itu saya mau sekolah makanya saya cuma nyeduh energen buat sarapan. Sesampainya di rumah bang Iwang dan liat anak2 yang lain lagi makan nasi uduk, baru sadar kalo tadi cuma minum energen, untung Fasya baik hati ngasih sisa nasi uduk, mana masih banyak lagi. Kelar sarapan, kita nyegat angkot buat di charter, nungguin yang lain pada buat hajat dan siap berangkat ke Stasiun Lemah Abang. Saya udah excited banget katanya sih naik kereta nyewa gerbong, wasaibong. Nyatanya naik truk TNI lagi, gapapa deh asal kalo hujan gak keujanan aja. 

          Di truk itu, jujur saya bingung mau ngapain. Mau tidur gaenak banget, mau kelayapan sempit, mau main hape kuotanya abis, yaudah sejalan2 saya ngeliatin abang2 pada main poker. Lalu sesampainya di ciawi dan macet, itu saya sangat kesiksa udah ngelekeb, sempit. Yaudah lah saya ngejogrog depan jendela nimpa carriel, adem bener. Tapi di usir ama bang Bayu, eh dia malah enak tiduran. Setelah bermacet ria akhirnya nyampe mesjid dan solat jumat, ga lupa buat nyeting kompas di hape buat nentuin arah kiblat. Kelar Sholat Jum’at dan jajan sana sini, kita lanjutin perjalanan.

Day 1.
          Sesampainya di Cidahu. Dan saya lupa beli roti, padahal paginya saya udah inget dan kata bang Iwang belinya di indomaret Stasiun Lemah Abang. Kalo udah di sini mau beli dimana tu roti. Nurunin barang dan siap2 buat ke pos Bajuri, nungguin lagi manusia yang buang hajat. Kelar semua itu kita kangsung berangkat, ga lupa futufutu. Semua berjalan lancar, saya di bagian depan. Dan saya heran banget saya ga ngerasa capek sedikitpun, keringetan sama nafas doang cepet, entahlah. Sesampainya di bajuri belom apa2 saya udah kesel banget sama Zaini pengen ngegampar aja, ga tau kenapa. Ketemu mata air langsung wudhu dan cuci muka.


          Setelah di Bajuri saya kira ngecamp bukan di situ tapi di depan lagi yang ada helipadnya, makanya pas di suruh pasang tenda saya celingak celinguk bingung mau ngapain. Tenda udah rapih, Sholat udah, saya cuma kuralang kuriling bingung mau ngapain, yaudah saya ngabuburit, ngejogrog di sungai sambil liatin ncu, sama sepat lagi adu silat. Setalah kaki saya kram kedinginan gak kuat lagi saya naik, tiduran di tenda. Dan nunggu makanan jadi, dan jengjengjeng bang Ambar dateng bawa rombongan dengan tampannya. Temennya bang Majid, bang Ikbar tiba-tiba nawarin saya rokok marlboro. Entahlah, saya spontan nolak aja. Setelah makan kita masuk ke tenda, awalnya saya tidur di tenda merah, dan katanya kita tidur ber-6. Saya mikir lagi emang bener muat ber4+carriel aja udah empet2an ogah banget saya tidur disana. Pilihan kedua ada di tenda bang Icon, eh ternyata ada si Naba makin ogah lagi saya, udah sumpek, si Naba tidur kaya beruang ayan. Akhirnya saya dapet tempat tidur di tenda bang Omen, berasa hotel. Udah tenda baru, tidur cuma ber3, barang2 sedikit, sleeping bag lengkap, gak sempit, anget, enak banget parah.

          Sambil nunggu malem, karena malu kalo tidur duluan, saya mundar mandir lagi bingung mau ngapain, mainin senter berasa jedi Star Wars lah, lawak2an lah. Akhirnya nemu juga, yaitu main poker!!!. Iya, main poker, berlatar belakang ada segerombolan abang2 yg diskusi serius ngebahas yang serius juga, "Telor Sama Ayam Duluan Mana?". Setelah main poker sampe kaki saya kram gara2 cuma sekali menang senangnya kaya nemu pusaka majapahit, saya cuci kaki, Sholat Isya dan bersiap bobok cantik.

Day 2.
          Setelah saya tidur dan kebangun. Sekitar jam 2an lah, saya denger grebak grebuk orang masang tenda kaya tauran smp, rusuh banget. Dan ternyata hujan, meskipun gerimis, gatau kenapa saya seneng pengen ngerasain aja dinginnya kaya gimana. Eh gataunya gerahnya bukan main, karena kebiasaan di rumah kalo tidur gapake celana. Yasudah kebiasaan itu saya bawa, tetep aja gerah. 


          Setelah bangun, saya langsung cuci muka sekalian wudhu. Katanya, kita bakal ngecamp di puncak, aduh parah males banget. Bawaanya udah males aja, Sholat juga sambil mikirin itu. Eh ternyata tidak, ya sukurlah. Sarapan, sial. Bang Ambar nagih roti ke saya. Yaudahlah mau gimana lagi, responsibility dari saya, saya cuma makan seuprit dan gak ngomel2 kaya biasanya. 

          Pagi itu bukan pagi yang biasanya saya temuin di Cikarang, adem banget. Setelah gosok gigi, saya duduk duduk kedinginan deket kompor, padahal yang lain lagi packing, dan saya tau saya harus bantu yang lain packing, tapi entahlah saya malah bingung mau ngapain. Setelah di gebuk si Aldith saya bantuin packing.

          Setelah baca doa, kaki saya lumurin garem yang saya bawa dari rumah dan make kaos kaki bola biar nyentrik. Dan we're going to touch Mountain Salak!!

          Awalnya saya berada di bagian depan sambil bawa daypack dengan gantengnya, tapi karena ada kesalahan teknis saya akhirnya berada di bagian belakang. Dan saya terheran2 baru segini belum ada 3 hm saya udah capek banget, gak kaya kemarin. Entahlah, enjoy aja. Tapi nyatanya saya udah gakuat banget, untung ada bang Dwi bantu bawain daypack saya. Yaa bantu2 ngeringanin beban saya lah. 

          Setelah kita ngerest saya kembali ikut bagian belakang bareng bang Bayu, bang Majid, teh Anis dllnya, saya jengkel banget sama bang Bayu ngeledekin saya, baru jalan beberapa langkah udah ngerest. Sebenernya itu saya bukan ngerest saya nungguin bang Bayu supaya bareng dan biar saya bisa ngikutin jalur, karena saya takut salah baca jalur. Udah terlanjur bete sama bang Bayu, yg bercanda mulu. Saya ikut rombongan tengah dan ninggalin bang Bayu. Saya heran ada Rizki di situ, yaudah kan lebih enak deh kalo ada die mah. 

          Sudah mau ngerest ada aja orang yang teriak gajelas ngeledek si Rizki sama Sasa, saya sama Bisma udah ngegerendeng "bacot bgt bacot". Dan si Rizki juga sepikiran sama kita berdua. Yaudah lah, enjoyin aja toh kalo dia teriak2 kaya gitu Bapak saya gabakal kerja di Kanada ini. 

          Sudah ber HM-HM kita lewatin, dan saya ingat pesan bang Icon kalo naik gunung itu liat kanan kiri sampe2 saya teriak "woy! Gua nemu ceban!!!" Ke si Bisma di puncak bayangan. Mungkin karena lelah dan laper dan haus dan keringetan dan bau dan kesel dan bete dan gasabar mau ke puncak itu sampah saya kira duit cebanan. 

          Ketemu pendaki lain dan bersapa sana sini, dan saya masih kesel sama Zaini. Akhirnya saya nemu spot bagus banget, untuk ngeliat fenomena alam yaitu kawah Ratu dilihat dari sisi atas kawah Ratu itu indah banget. Di sisi lain lagi saya laper berat, sampe sampe permen fox saya kunyah, saking lapernya saya ubrak abrik daypack pemberian si Aldith yang ogah bawa ini daypack dan dengan jumawanya lari2an, dan saya nemu kotak p3k. Saya ambil tolak angin, dan promag dan bodrex. Pertama saya kenyot tolak angin sampe abis, dan terus itu promag saya gadoin dengan nikmatnya, dan di tambah bodrex. Makanlah seadanya, mumpung gadiliatin orang. 

          Setelah berlama-lama saya ngerest, itu sudah limit saya banget. Akhirnya bang Bayu nyalip saya dan dengan gantengnya ngerest sambil ngerokok dan bersabda "buru oyi dikit lagi itu pohon melintir dikit nyampe puncak" itu kata-kata terindah yang saya denger dari mulut bang Bayu selama ini. Dan ternyata bener KITA DI PUNCAK!!! euphorianya tidak seperti yg saya kira-kira, plain banget, saya nyampe puncak kaya ga ada prestasinya banget, parah. Saya menghibur diri lah sambil lari2an dan bikin video buat pamer di instagram. Lalu saat daypack saya di buka......... saya cuma istighfar, Sholawatan, Astaghfirullah. Ternyata yang saya bawa itu daypack logistic, ironis banget saya berlapar-lapar padahal di punggung saya nempel choky-choky, madurasa, biskuit, yaAllah.

          Setelah kita berfoto-foto kita Sujud Syukur di situ, sekaligus saya bersyukur karena tim favorit saya Liverpool di duga2 bakal juara BPL. Setelah itu saya ambil daypack nyetel depapepe di hape dan turun ke camp. Saya pikir kalo lari lebih keren nih, akhirnya saya lari dan ngejer kelompok depan, tapi karena saya rusuh banget, headset saya lepas. Dan gaberani lagi lari karena ga seimbang banget. Baru beberapa langkah saya lepas headset saya geliat bang Bayu ngerengek kesakitan, saya lewat sambil liatin bang Bayu, eh bang Bayu teriak "het ta* lu" tadinya saya pengen ketawa ngeledek, tapi kasian. Yaudah saya cuma senyum dan lanjut turun.

          Karena mau hujan kita ngerest dulu buat pake jas hujan si Bisma, Rizki, dan Fasya pake jas hujan sekali pake yang cebanan warna kuning. Udah gitu lari2 sumpah mirip ta* lari lari. Lain hal saya, udah jas hujan kaya daster emak2, gerah banget akhirnya saya putuskan lepas itu jas ujan sialan, eh ternyata bener ngga hujan pisan.

          Setelah ber HM-HM saya akhirnya nyatu lagi bareng bang Rizki, Naba, Bisma, Fasya, Rizki, bang Iwang, dan bang Ambar. Kita ngerest dan seperti biasa saya di tinggal tapi no worried lah di belakang ada bang Rofi sama teh Mela. Jujur di tinggal sendiri bawaannya takut banget, takut ada binatang lah, diambil jin lah, di culiklah, nyasar lah mana ga ada pendaki lain, apes lah. Tapi karena males lari2 yaudah saya woles aja hehehe, tapi ada enaknya juga, saya bawa air dan dinikmati sendiri. 

          Setelah ngerest dan manen begonia, Naba dan bang Rizki lanjut duluan. Kita nungguin teh Mela dan bang Rofi, setelah ketemu kita lanjutin perjalanan. Si fasya duluan kita nyusul di belakang, dan saya paling belakang lagi karena males banget lari. 

          Setelah berkilo-kilo kita ngerest. Makan ceres dan madurasa tiba-tiba ada yang teriak "bang Ambaar!!!!!!" Di bales sama 'kiiiiiw' nya bang Iwang and suddenly suara itu hilang. Hore mistis. Saya bilang "bang itu Naba kali bang" ke bang Ambar dan saya malah di katain bolot. Dan dari situ feeling saya udah gaenak, enjoylah. Setelah turun saya betak begonia di tasnya Rizki eh ternyata itu buat di masak, yaudahlah manen lagi, ngebalatak ini. 

          Dan Fasya udah di bawah jauh, dan saya di belakang. Setelah nyampe juga di bajuri saya langsung cuci muka dan dapet kabar kalo ada yang belum sampe, tapi Fasya alhamdulillah udah sampe, saya bingung. Saya ga ada senengnya ga ada khawatirnya rata aja, mungkin karena capek. Saya masuk tenda dan bilang ke Aldith kalo yang lain ilang. Dan si Aldith rumpi, saya ganti celana dan langsung ke tenda.

          Lama banget yang lain belum pada nyampe, saya masih plain harus gimana. Mistis banget itu, padahal seharusnya saya worried. Tapi akhirnya mereka sampe, si Sasa pucet, si Naba kaya orang tolol dateng2 tawa tawa. Dan malem itu penuh dengan tawa.

          Tapi saya kesel sama Fasya karena setiap orang megang apapun pas dia bilang "mau dong, mau dong, mau dong" sabar banget saya. Setelah makan kita ngeriung ngobrol, saya di cecer puluhan pertanyaan dari bang Omen. Setelah kenyang di wawancarain saya tidur dengan pulas di tenda bintang 6 itu.

Day 3.
          Setelah bangun jam setengah 6an saya langsung Sholat, dan siap2 makan saya kedinginan karena saya cuma pake celana pendek, turun ke bawah wudhu juga mengigil banget, entahlah. Kita makan, planning saya turun dari Gn. Salak saya harus ke McD buat dendamin perut tapi ternyata, saya makan kenyang banget sampe mau muntah, adalah orang yang disuruh makan malah alesannya kecepirit segala macem. Tapi ya pelan pelan itu makanan habis, setelah itu saya ngumpet ngumpet di belakang sambil ngenyot choky2 hasil betakan semalam, abis itu saya packing dan berdoa supaya selamat sampai bawah.


          Perjalanan dimulai, saya memakai sendal Aldith karena sepatu saya basah,  awalnya sih kaki saya aman terkendali, tapi lama kelamaan lecet. Mungkin karena dingin sakitnya tidak terlalu terasaa, saya disitu jalan berdua cuma sama Sasa, di depan jauh di belakang jauh. Jujur saya takut nyasar dan katanya sasa juga takut nyasar, saya inget rumus ustad Mansyur kalo "1 orang takut + 1 orang takut = 2 orang berani" jadi saya santai aja.
Abis itu saya ngerest nungguin bang Bayu yg cidera dan lanjut jalan, karena tidak berlama2 ngerest saya masih bisa lanjut dan gak ngerest. AKHIRNYA! sampai juga di Cidahu.

          Setelah di Cidahu saya langsung bergegas mandi karena gaenak banget badan lengket dan bau, saya mandi bersebelahan dengan Aldith. Itu si Aldith berisik banget teriak2 mulu, setelah mandi saya mesen mi, karena saya gabisa diem telor saya jatuh. Biarlah, setelah jajan dan mandi kita masuk truk dan melanjutkan perjalanan untuk pulang......
3 hari bersejarah buat saya, disana saya belajar kalo hidup emang berat tapi kalo dijalanin dengan enjoy pasti jadi ringan.
          ---tamat-----
 
Raden Muhammad Adam Ath-thoriq (Oii)~ ESCA. AM. RXIV




Senin, 12 Mei 2014

Cerita Perjalanan Gn. Salak

Cerita Perjalanan Pendakian Gunung Salak 

Assalamualaikum wr.wb

Saya dari rimba 14 ingin menceritakan pengalaman saya dalam perjalanan pendakian Gunung Salak. Sehari sebelum keberangkatan saya dan yang lain melakukan packing di rumah bang Iwang, kegiatan packing selesai pukul 10.00 malam, setelah selesai saya bergegas untuk pulang kerumah untuk istirahat. Pukul 05.00 saya bangun untuk beres-beres mandi, dsb. Setelah beres-beres selesai saya berangkat kerumah bang Iwang pukul 06.15.


Sesampai di rumah bang Iwang, saya langsung bertemu dengan angkatan saya untuk kumpul dan berangkat bersama lalu kami membereskan barang-barang untuk di masukan ke mobil, setelah selesai kami berangkat pukul 07.30 menuju Stasiun Lemah Abang dan sampai di sana kami berkumpul dengan abang dan teteh alumni bahkan bertemu dengan bang Usep pembina eskul kami.


Setelah semuanya berkumpul saya dan yang lain mengangkut carriel dan daypack untuk di masukan ke mobil, tak lupa sebelum keberangkatan kami berpamitan kepada bang Usep dan berdoa untuk keselamatan kami. Sesudah itu kami segera masuk ke mobil dan segera berangkat. Saya dan Saskia kebagian duduk di depan karena di belakang sudah cukup untuk yang Iain, padahal Saya dan Saskia ingin sekali di belakang.


Saya menikmati perjalanan sampai sampai tertidur dengan pulas, mobil pun berhenti di pom bensin mungkin karena ada yang mau buang air kecil atau apalah. Setelah semuanya kembali ke mobil kami meneruskan perjalanan. Kami tak lupa saat itu hari jum’at kami pun sebagai orang muslim tidak meninggalkan kewajiban untuk menjalankan sholat dzuhur dan yang laki laki sholat jum,at. Setelah mobil berhenti di dekat masjid yang kita tuju, kita semua turun yang laki laki bergegas menuju masjid, dan yang lain menunggu di mobil sambil membeli makanan dan minuman.


Tak lama kemudian para Jama’ah pun keluar, mereka pun satu persatu keluar dari masjid dan kembali menuju mobil untuk melanjutkan perjalanan. Setelah menunggu kami pun tiba ketempat yang kami tuju yaitu jalur untuk pendakian, kami pun tak lupa untuk mendaftar dulu sebelum melakukan pendakian.Setelah itu kami langsung menuju pintu jalur pendakian, sesampai di sana kami langsung menurunkan carriel dan daypack dari mobil yang kita tumpangi.


Kami duduk duduk sambil beristirahat di sana stelah satu jam kami langsung menuju pintu masuk jalur pendakian, Saya berjalan paling depan bersama Bang Omen di depan. Satu jam melewati jalur akhirnya kami berhenti di Bajuri untuk beristirahat, hari sudah mulai gelap karena itu kami memutuskan untuk ngecamp di Bajuri, kami semua langsung membokar carriel dan daypack untuk masang tenda, kami bekerja sama dengan baik, setelah semua tenda terpasang, Saya, Sasa, dan Teh Anis memasak makanan dari logistik yang kami bawa untuk makan bersama.


Setelah semua makanan matang, Abang dan Teteh berkumpul seperti biasa makan dalam satu wadah yang sama, tak lupa sebelum makan kami berdo’a terlebih dahulu. Abang dan Teteh sangat lahap sekali mungkin mereka lelah setelah melakukan perjalanan seharian penuh, begitupun saya merasakan hal yang sama seperti mereka.


Matahari sudah mulai tenggelam sebelum malam tiba saya mengambil air whudu terlebih dahulu untuk melakukan Sholat Maghrib, setelah waktu Maghrib datang, saya langsung melaksanakan Sholat Maghrib di samping tenda dan di alasi dengan terpal. Setelah selesai, saya menuju tenda untuk merapihkan barang barang yang ada di dalam agar saat nanti tidur sudah tidak berantakan lagi.


Setelah semuanya rapih saya langsung keluar untuk berkumpul dengan Abang dan Teteh di luar tenda kami bercanda, bermain, ngeteh bareng dan  tertawa bersama. Tidak terasa waktu sudah larut malam kami semua langsung masuk tenda untuk istirahat agar kami segar kembali untuk besok, dan saya satu tenda dengan Teh mela, Teh Anis dan Saskia.


Masih ada satu hari satu malam untuk beraktifitas kembali, kami tertidur sangat pulas dan akhirnya menjelang pagi pun tiba. Saya keluar tenda saat itu pukul 06.05 ternyata abang dan teteh alumni sudah bangun terlebih dahulu. Pagi ini kami tidak sarapan dengan nasi tetapi hanya cukup memakan roti saja karena kami berusaha irit logistic sudah hampir habis. Roti panggang sudah matang kami segera melahapnya.


Hari ini kami akan menuju puncak, karena tidak memungkinkan kami sampai disana sore akhirnya carriel dan peralatan yang lain di tinggal di Bajuri,dan bang Eky yang menjaga barang barang karena dia tidak ikut naik. Dan kami packing hanya membawa jas ujan, senter, logistic dan air di daypack untuk perbekalan di perjalanan hingga turun ke Bajuri lagi.


Tepat pukul 07.45 kami berangkat menuju puncak setelah 4 jam perjalan kami sampai puncak bayangan kami pun rest sebentar dan minum. Tak lama kemudian kami melanjutkan perjalanan jalur yang kami lewati memang benar benar dahsyat, kami banyak melewati rintangan.


Tak di sangka saya sampai sana jam 11.15, saya hanya bertiga dengan Bang Ambar dan Bang Omen, dan yang lain masih menyusul di belakang, tak lama yang lain pun sudah berkumpul. Setiba di sana kami beristirahat dan berfoto foto di puncak satu. Setelah satu jam kami beristirahat kami melanjutkan perjalanan untuk pulang ke Bajuri.


Saya,Teh Anis,bang Rio dan Aldith jalan lebih dulu dan yang lain di belakang, karena saya ingin cepat-cepat sampai. Di perjalanan arah turun saya berjumpa banyak pendaki yang sedang ke arah puncak, wah ternyata ramai dan bahkan saya melihat seorang anak kecil yang ikut naik ke puncak bersama ayahnya.


Saya tetap fokus pada jalur yang saya lewati tak disangka perjalanan turun itu sangat menyenangkan, saya banyak tertawa karena melihat teh Anis selalu keseleo dan jatuh tanpa sebab, sedangkan Aldith yang selalu terburu buru sehingga dia jatuh terus menerus karena kepeleset.


Bahkan mereka berdua sampai salah jalur, untung saja ada bang Rio yang menegur mereka kalau tidak mungkin mereka bisa tersesat, saya dan bang Rio hanya tertawa melihat tingkah laku mereka, jangan kan mereka saya juga suka ke sandung kalau tidak fokus pada jalan bahkan tangan saya sering terkena tumbuhan berduri. Akhirnya selama dua jam setengah saya sampai di Bajuri tepat pukul 03:25.


Saya langsung menuju ke tenda untuk berganti pakaian karena pakaian saya sangat kotor gara-gara sering terpeleset. Setelah mengganti pakaian saya  ke teh Anis, ternyata teh Anis sudah masak mie lebih dulu, itupun 1 mie untuk ber empat sunggu miris sekali hehe.


Tiba-tiba saya ngantuk,saya pun masuk ke tenda dan akhirnya tertidur sampai pulas. Suara berisik terdengar sampai –sampai saya bangun, dan ternyata Sasa, Naba, Bang Rizky,dan Bang Rafi nyasar, saya kaget mendengar dan sempat khawatir. Waktu sudah mulai larut malam saya takut mereka tidak kembali, akhirnya bang Ambar naik lagi mencari mereka. Setelah beberapa jam saya menunggu akhirnya mereka ketemu dengan bang Ambar ternyata mereka tersesat karena salah jalur. Bahkan bukan hanya teman kami, banyak juga pendaki yang tersesat di sana.


Untung saja mereka baik baik saja, hari pun berganti malam kami semua berkumpul di depan tenda masing masing dan bercanda, menceritakan apa yang tadi terjadi pada Sasa, ternyata Sasa nangis saat tersesat kata bang Omen dan kami semua tertawa saat mendengarnya, bukan hanya itu kami juga melakukan tanya jawab tentang organisasi, tumbuh-tumbuhan, banyak deh pokonya.


Malam itu terakhir kami bermalam karena besok pagi kami harus turun,udara semakin sangat dingin, saya melihat bulan yang kami lihat saat itu sangat indah.Tak terasa sudah beberapa jam kami mengobrol akhirnya kami semua masuk ke tenda untuk istirahat.


            Malam pun berganti pagi,saya langsung bangun dan untuk mencuci muka, setelah itu saya dan teh Anis memasak untuk makan pagi ini dan yang laki laki packing . Setelah semuanya matang kami semua langsung menyantap makanan yang telah saya dan teh Anis buat, tak lupa sebelum makan kami berdo’a terlebih dahulu. Setelah selesai makan dan packing pun sudah rapih kami segera melanjutkan perjalanan untuk turun dan pulang ke rumah. Kami juga berfoto foto terlebih dulu di Bajuri, tak lupa juga sebelum melakukan perjalanan kami berdo’a bersama. Tepat pukul 09.10 kami turun dan mengerest di pertigaan.


            Tak lama kami langsung melajutkan perjalanan lagi dan sampai di gerbang pendakian tepat pada pukul 10.08 dan kami semua mampir terlebih dahulu di warung terdekat untuk berganti pakaian, mandi dan makan sambil menunngu mobil jemputan kami datang. Setelah mobil datang kami langsung bersiap siap mengangkat semua carriel ke mobil, setelah semuanya selesai kami langsung naik dan berangkat menuju arah pulang kerumah, kami di mobil pun hening tanpa canda dan tawa mingkin kita semua sudah terlalu lelah, saya pun tertidur pulas di perjalanan.


            Kami pun sampai di tempat pertama kali kita berangkat yaitu di Stasiun Lemah Abang, kami semua langsung menurunkan carriel dan mengangkatnya untuk di bawa kerumah masing masing. Saat itu saya, Rizky dan Sasa kerumah Bang Iwang dulu untuk mengambil tas. Saat menuju rumah Bang Iwang saya kehujanan dan akhirnya tiba di rumah bang Iwang pada pukul 04.12 dan beristirahat sebentar setelah beberapa jam saya langsung pulang kembali kerumah dan tiba pukul 05.15.



Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More