logo esacapala

Blogroll


Minggu, 04 Mei 2014

Cerita Perjalanan Gn. Salak

Cerita Perjalanan

Pengalaman, Keindahan, yang sangat berarti buat saya.

Jum’at, 18 April 2014
Pagi yang cerah di hari itu, saya berangkat ke rumah salah satu alumni yaitu Bang Iwang untuk packing dan kumpul bersama teman serimba saya. Setelah semuanya siap dan sudah kumpul semua, saya dan yang lainnya berangkat menuju Stasiun Lemah Abang. Sesampainyya disana saya melihat sudah ada mobil TNI yang sedang parkir.
Ternyata, disana sudah kumpul alumni – alumni yang ikut ke Gunung Salak dan ada Bang Usep juga. Setelah itu saya dan yang lainnya meminta izin kepada Bang Usep agar diberi keselamatan ketika disana nanti. Sebelum berangkatpun kami semua berdo’a. Ternyata, Bang Bayu dan Bang Rio belum datang, jadi kami menunggu mereka datang.
Merekapun datang, dan kami semua berangkat menuju tempat yaitu cidahu. Cidahu?Mendengar kata-kata itu jadi inget ORMED, ya memang kami semua ke Gunung Salak lewat jalur Cidahu, karena katanya hanya jalur itu yang wajar untuk dilewati. Sayangnya waktu berangkat saya duduk di depan jadi tidak merasakan asiknya di belakang bersama yang lain.
Selama perjalanan saya hanya tidur, melihat jalan, tidur lagi, lihat jalan lagi, ya begitulah intinya. Setelah itu kami pun istirahat sebentar di rest area tol Jagorawi, ada yang ke toilet, jajan, dan lain-lain. Sayapun ikut jajan karena disitu perut saya laper. Lalu perjalananpun dilanjutkan karena mengingat perjalanan kami semua masih cukup jauh.

Waktu sudah menunjukkan pukul 12.00 itu artinya sholat Jum’at untuk yang laki-laki, namun kami masih belum sampai ke tempat tujuan. Akhirnya kamipun berhenti di salah satu Masjid dan yang laki-laki langsung bergegas untuk sholat Jum’at. Sementara saya, Zaini, Teh Anis, dan Teh Mela menunggu di mobil dan ngobrol-ngobrol.
Setelah sholat Jum’at selesai, kami tidak langsung berangkat melainkan jajan-jajan dulu. Saya dan yang lainnya beli es cincau dan cilok, harganya masih murah dan berbeda sekali dengan di Cikarang. Setelah itu perjalanan dilanjutkan, dan ternyata sampailah di gerbang Cidahu. Ketika di gerbang Bang Omen dan Bang Iwang registrasi terlebih dahulu, setelah selesai kami lanjut perjalanan ke jembatan yaitu gerbang masuk pendakian Gunung Salak.
Ketika diperjalanan menuju jembatan, kami melewati tempat kami rimba 14 ORMED, dan seketika sayapun flashback. Setelah itu sampailah kami semua di jembatan. Kami semua langsung siap-siap dan istirahat terlebih dahulu karena perjalanan yang cukup melelahkan. Setelah semuanya siap kami pun berdo’a dan berangkat ke tempat camp kami yaitu di Bajuri.

Kami pun berjalan menuju Bajuri, saya membawa carrier logistic yang lumayan berat. Jalan, jalan, terus jalan, dan akhirnyapun kami ngerest di bukit. Istirahat sebentar, saya dan yang lainnya melanjutkan perjalanan dan saya jalan dengan Rizki, disitu kami diejek-ejek dengan yang lain. Tak menghiraukan itu kami pun terus jalan dan akhirnya sampai di Bajuri. Pundak sudah mulai terasa pegal, dan saya dengan yang lain istirahat.
Setelah istirahat sebagian dari kami membangunkan tenda dan sebagiannya lagi masak untuk makan. Disela-sela itu kami bersenda gurau melepas capek dan ketika sedang bersenda gurau, Bang Ambar, Bang Majid, Bang Eki, dan satu teman bang Majid datang. Makin serulah petang itu.Setelah semuanya selesai kami semua makan bersama, betapa nikamatnya makan saat itu karena kebersamaan kami.
Selesai makan, ada yang langsung tidur ke tenda mungkin karena kelelahan dan ada yang kumpul-kumpul sambil membuat teh. Tidak terasa malam pun semakin larut dan kami masuk ke tenda masing-masing, tetapi masih ada yang diluar untuk mengopi dan ngeteh. Ketika di dalam tenda saya nggak bisa tidur, laper, dan akhirnya saya nggak tidur sampai pagi lagi. Sayapun duduk di dalam tenda menunggu pagi, dan pada saat itu ada beberapa pendaki juga yang ngecamp di bajuri sampai suasanapun berisik.

 Sabtu, 19 April 2014
          Pagi pun tiba, udara yang dingin dan sejukpun menyatu, Kami langsung membuat sarapan untuk mengisi energi. Setelah itu kamipun makan bersama, Setelah makan kami pun packing untuk menuju puncak Gunung Salak. Sangat disayangkan sekali, kami tidak ngecamp di puncak karena ada beberapa hal yang tidak mendukung itu. Akhirnya kami hanya ke puncak dan balik lagi ke bajuri untuk ngecamp semalam lagi.
          Berdo’a dimulai sebelum berjalan menuju puncak Gunung Salak. Setelah berdo’a kami semua berjalan menuju puncak, saya jalan didepan bersama abang-abang yang lain dan teman serimba saya. Ketika diperjalanan dan saya mulai lelah, saya disalip dengan abang-abang yang lain dan saya menjadi di tengah-tengah.
          Ngerest pertama, sambil menunggu yang lainnya, setelah lumayan lama menunggu dan yang belakang tak kunjung datang akhirnya kami melanjutkan perjalanan. Sudah mulai lelah, tapi tetap melanjutkan perjalanan walupun harus berhenti-berhenti dijalur sebentar. Ketika dijalur saya hanya bertiga dengan Bang Iwang dan Rizki.
          Bang Iwang berada di depan saya dan Rizki di belakang saya. Ketika sedang jalan, sesekali Bang Iwang ninggalin kita berdua. Mungkin karena saya lama dan Rizki menyesuaikan saya. Dan ngerest lagi, dan sudah banyak yang menunggu disana.Beberapa lama kemudian kami langsung lanjut berjalan mengingat puncak yang masih jauh.
          Jalan, jalan, jalan lagi, capek, lelah, ya begitulah perjalanan saya menuju puncak. Setelah itu saya ditemukan dengan tali dan saya narik tali itu karena jalur yang terlalu curam dan licin. Melanjutkan perjalanan lagi, dan saya melihat pemandangan indah sekali ketika di jalur dan ada puncak Gunung Halimun yang terlihat di jalur saat itu. Dan ketika disitu jalurpun semakin seram karena kanan kiri jurang, jadi saya harus berhati-hati.
          Dan bukan hanya jalur yang kanan kiri jurang, tetapi ada juga jalur yang putus dan jembatannya hanya batang pohon yang tumbang. Disitu saya agak takut karena licin, tetapi sayapun bisa melewatinya. Berjalan lagi, mulai lelah, dan memang sudah lelah, Bang Iwang ninggalin saya dan Rizki, jadi kami hanya berdua di jalur(emang maunya begitu :***).

          Ketika di jalur saya juga melihat kantong semar, bagus dan warnanya menarik perhatian. Dan nafas saya mulai sesak, untung oksigen ada di Rizki jadi saya tidak takut untuk nafas saya habis. Sudah mulai pasrah, tetapi Rizki nyemangatin terus.
          Dan akhirnya kamipun sampai di puncak bayangan, saya senang sekali dan disitu sudah ada yang ngerest. Ternyata, puncak masih lumayan jauh dari puncak bayangan. Kami harus turun, naik lagi dan baru sampai ke puncak. Semangatpun mulai patah tetapi saya harus tetap lanjut.
          Lanjut berjalan, walaupun harus berhenti-berhenti sebentar di jalur. Dan ternyata setelah puncak bayangan masih ada tiga tali lagi. Perjalanan begitu sangat lama menurut saya, karena puncak nggak nyampe-nyampe.
          Dan ketika saya sudah sangat lelah dan mulai pasrah, Rizki pun bilang “ayo yang lain udah sampai puncak lagi nungguin kita disana sayang” dan saya langsung jawab karena capek “bodo amat” disitu Rizki langung tertawa kecil, ya tapi saya dengar suaranya. Semangat terus dan akhirnya sudah mulai terlihat puncak.
          Melihat itu saya sangat senang sekali, dan tidak lama kemudian akhirnya saya dan Rizki sampai puncak dan ternyata banyak orang di puncak. Sampai puncak saya langsung tiduran karena kelelahan. Diajak foto-fotopun saya mau nggak mau. Foto hanya senyum secukupnnya saja. Tetapi lama-lama energi saya mulai kembali dan akhirnya saya semangat lagi.

Setelah itu saya disuruh buat minuman hangat sama Bang Ambar, dan saya buat. Eh tapi ketika sudah jadi airnya tidak ada yang minum. Sayapun kembali foto-foto dan kami foto bersama. Setelah menikmati keindahan puncak Gunung Salak akhirnya kami bersiap-siap untuk balik ke Bajuri.
Sebelum kami kembali ke Bajuri, kami berdo’a terlebih dahulu.Seleai berdo’a, kami pun langsung berangkat. Ketika di perjalanan pulang, saya disuruh jalan di depan sama Bang Iwang. Sayapun langsung berjalan di depan, ternyata di depan saya Bang Omen dan belakang saya Bang Dimas, kamipun berjalan beriringan.
Dipertigaan, kami bertiga belok kiri karena melihat di depan Bang Omen belok kiri. Kami berjalan, ketika diperjalanan saya sesekali melihat ke belakang tetapi tidak ada orang sama sekali, hanya ada Bang Dimas di belakang. Semakin jauh kami berjalan, tiba-tiba Bang Omen ragu dengan jalur tersebut.
Akhirnya kami berhenti sejenak dijalur itu, Bang Omen pun meihat ada selang air, padahal ketika berangkat ketiga dari kami tidak ada yang melihat selang air di jalan selama menuju ke puncak. Bang Omen khawatir kami melalui jalur cimelati di Sukabumi, disitu saya sudah mulai deg-degan. Nunggulah kami selama 10 menit.
10 menit berlalu, tetapi masih tidak terlihat orang sama sekali. Sesekali Bang Omen dan Bang Dimas teriak sebagai tanda ada orang atau tidak, tetapi tidak ada balasan. Akhirnya Bang Omen memutuskan untuk kembali ke atas, melihat jalur yang begitu curam, sayapun langsung patah semangat dan saya panik takut tidak bisa kembali lagi bersama yang lain.

Kepanikan saya sangat didukung dengan munculnya kabut, gerimis dan saya makin panik. Disitu Bang Omen dan Bang Dimas menyemangati saya, tetapi kepanikan saya mengalahkan saya. Saya nangis dan sambil bilang “abang takut….” Sambil berjalan. Ketika sedang naik menuju jalur semula, kami bertemu dengan 3 0rang pendaki yang hendak turun lewat jalur itu. Kepanikan saya pun berkurang.
Bang Omen langsung bergegas nanya, jalur arah mana ini dan ternyata itu jalur giri jaya yang sama sama di cidahu, disitu kepanikan saya mulai berkurang. Dan tiba-tiba suara teriakan pun terdengar… saya langsung berteriak “ABANGGGGGGG….” Orang itu menyahut tetapi tidak terdengar apa yang ia katakan, saya langsung senang sekali, tetapi Bang Dimas langsung berkata “sttt jangan sembarangan teriak” dan ketika mendengar suara teriakan lagi saya langsung teriak lagi “ITU SIAPAAAAAA?????” tetapi tidak ada balasan.
Dan Finally, kami bertiga bertemu dengan 2 orang pendaki yang sedang beristirahat. Ternyata kami bertiga salah belok, yang harusnya belok ke kanan malah belok ke kiri.Tapi itu semua karena kami melihat ada orang yang belok ke kiri juga, tapi orang itu tidak ada. Jadi itu siapa??? Ah sudahlah lupakan saja, yang penting sekarang kami semua selamat dan bisa kembali bersama yang lain. Semangat saya kembali mucul lagi, yeeee.
Kami pun langsung kembali berjalan, ketika diperjalanan kami bertemu pendaki yang ingin turun juga, tetapi sebagian dari mereka perempuan dan memakai rok. Bisa dibayangkan betapa ribetnya turun gunung pakai rok, udah jalurnya licin karena habis gerimis. Perjalanan kami jadi terhambat karena meraka yang sangat lambat turunnya.
Dan kamipun menyalip para pendaki tersebut. Dan ketika di jalur, melihat pemandangan sangat indah sekali. Disitu perasaan panik, sedih, capek, berubah menjadi senang, kagum, terkesan, pokoknya mah wow lah…
Haripun semakin sore, tetapi kami masih berada diperjalanan. Dan ketika itu kamipun bertemu pendaki yang ngecamp didekat kami, dia baru mau ke puncak.Dan saya kaget ternyata anak kecil yang sekitar 8-10 tahun ikut. Setelah itu kami terus melanjuti perjalanan mengingat perjalanan yang masih jauh.
Turunan yang curam, licin, akar, batu, sehingga saya harus ekstra hati-hati. Dan suatu ketika kami mendengar suara teriakan, itu berarti tempat camp semakin dekat. Saya mendengar ada teriakan yang menyebut nama “Omen” dan saya langsung berkata “abang itu namanya ada yang manggil” dan Bang Omen berkata “bukan omen, tapi bonang” padahal saya yakin teriakan itu memanggil nama Bang Omen.

Kamipun terus berjalan dan tiba-tiba kami berutemu dengan Bang Eki, Bang Iwang, dan Bang Ambar. Disitu saya senang sekali, karena keberadaan saya yang dibelakang jadi gak keliatan kalo ada saya. Bang Ambar langsung bertanya “Sasa mana sasa?” saya pun langsung menampakan diri dan hidung saya langung dicubit sama bang Ambar dan saya langsung diberi minum oleh Bang Iwang.
Ternyata, yang nyasar bukan Cuma saya, Bang Omen dan Bang Dimas, tetapi Naba, Bang Rafi, dan Bang Rizki juga nyasar. Disitu sayapun kembali lemas, awalnya saya kira Rizki itu Rizki rimba 14, tapi ternyata bukan J. Akhirnya kami meneruskan pulang dengan Bang Iwang, sementara Bang Ambar dan Bang Eki meneruskan mencari yang lain.
Terus berjalan, saya kira perjalanan sudah dekat tetapi masih luamayan jauh. Sepatu saya dan celana sudah berubah warna karena lumpur dan saya sering nyeblos ke lumpur. Dan akhirnya kami sampai di Bajuri. Waktu sudah petang saat itu. Saya langsung ke tenda dan duduk. Perasaan campur aduk, seneng, capek , sedih, semua jadi satu.
Setelah istirahat, saya langsung ganti baju karena baju saya yang sudah sangat kotor. Lalu saya membantu memasak dan kami masih menunggu yang belum sampai. Disela-sela memasak, ada 3 orang pendaki yang menanyakan apakah ada orang yang lewat situ atau tidak, tetapi memang tidak ada yang lewat situ sama sekali. Waktu sudah pukul 7 tetapi belum datang juga, kami pun berdo’a agar yang lain selamat dan bisa kembali ke Bajuri.

Selesai berdo’a akhirnya yang lain datang, dan kamipun senang. Dengan wajah Bang Ambar yang pucat. Dan dilanjutkan dengan makan malam. Setelah makan malam, ada yang langsung tidur kembali ke tendanya tetapi ada yang tidak dan masih ngopi-ngopi dulu. Dan saya disuruh mijetin Bang Ambar, setelah mijetin Bang Ambar saya ketiduran di tendanya Bang Ambar. Jadi saya tidak tahu apa yang dibicarakan saat itu.
Saya bangun, lalu saya pindah posisi. Hari pun sudah larut malam, tetapi kami masih bercengkrama. Bang Eki membuat nasi goreng, sambil menunggu saya, Rizki, Zaini, dan Naba main poker sambil makan kacang, betapa nikmatnya malam itu. Setelah nasi goreng jadi, kami pun makan bersama, dan nasi gorengnya enak hehe…
Bulan  malam itu indah sekali, udara pun sangat mendukung untuk tetap disitu. Tetapi karena kami kelelahan akhirnya kami langsung ke tenda masing-masing dan tidur. Malam itu tidur saya sangat pulas dan berbeda jauh dengan malam sebelumnya, bahkan saking pulasnya bangun-bangun kerudung saya terlepas padahal ketika tidur saya memakai kerudung.

Minggu, 20 April 2014
          Tidak terasa hari terus berlalu dan saatnya kita kembali pulang ke Cikarang hari itu. Matahari terbit, sayapun bangun dan diikuti oleh Teh Anis dan yang lainnya. Hanya Zaini yang masih tidur. Ketika sedang duduk di depan tenda, Bang Ambar menyuruh saya membuat teh dan kopi. Selesai itu, kami semua membagi tugas. Ada yang masak dan ada yang packing. Saya kebagian packing saat itu.
Dan setelah packing selesai makananpun jadi, mantap…Sebelum makan kami berdo’a, makanpun dimulai dengan tradisi Esacapala yang dari dulu hingga sekarang masih ada. Menu makan pagi itu ada nasi, kornet, mie, dan teri. Teri? Ah saya tidak suka. Dan ketika makan tiba-tiba Bang Ambar ngasih saya teri, dan saya langsung gak nafsu makan.
          Selesai makan kami pun packing dan opsi. Setelah semua selesai dan sebelum kami semua turun dan kembali ke rumah, kami berdo’a dan seperti biasanya, foto-foto…
          Turun ke bawah tidak terasa saat itu, tiba-tiba sudah ada ditempat rest pertama ketika ingin ke Bajuri jum’at lalu. Setelah ngerest kami melanjutkan perjalan dan finally kami semua sampai di gerbang Salak, yuhuuuu…
          Dan kami turun lagi ke warung, dan di warung sudah banyak orang dan ada yang mandi, makan, minum, dan lain-lain. Mobilpun sudah menunggu saat itu. Setelah semua selesai, kami pun pulang. Saya duduk dibelakang, akhirnya bisa merasakan kumpul dibelakang.

          Ketika diperjalanan saya lelah sekali dan sayapun tidur. Ketika itu, Bang Omen jail banget sama yang lain. Yang lagi tidur semuanya difotoin dan digangguin, bahkan sayapun kena fotonya huhu T_T
          Dan beberapa abang-abang yang lain turun di jalan karena tidak pulang ke Cikarang melainkan ke daerah lain. Setelah berjam-jam diperjalanan akhirnya kami semua sampai cikarang dan berhenti di Stasiun Lemah Abang, tempat kami berangkat.
          Dari situ saya tidak langsung pulang, saya ke rumah Bang Iwang dulu karena ngambil barang yang ditinggal disana. Sampai sanapun tidak langsung pulang, tetapi ngobrol-ngobrol dulu, makan, dan barulah saya pulang dan sampai di rumah dengan selamat. Alhamdulillah…

Ini ceritaku, mana ceritamu?? :D

0 comments:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More