logo esacapala

Blogroll


Senin, 13 Januari 2014

Survival


Survival adalah suatu tindakan yang paling awal yang dilakukan oleh setiap makhluk yang hidup untuk mempertahankan hidupnya dari berbagai ancaman, survival adalah perjuangan/usaha untuk mempertahankan hidup.

Ada beberapa permasalahan yang akan kita hadapi, yaitu masalah / bahaya yang ada di alam (bahaya obyektif), masalah yang menyangkut diri kita sendiri (bahaya subyektif). Ada beberapa aspek yang akan muncul dalam menghadapi survival:

Psikologis                    : panik, takut, cemas, kesepian, bingung, tertekan, dll.
Fisiologis                     : sakit, lapar, haus, luka, lelah, dll.
Lingkungan                  : panas, dingin, kering, hujan, angin, vegetasi, fauna, dll.

Ada faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan dalam melakukan survival, selain faktor keberuntungan (nasib baik/pertolongan Tuhan tentunya), yaitu:
  1. Semangat untuk mempertahankan hidup.
  2. Kesiapan diri.
  3. Alat pendukung.
Hal-hal penting dalam survival:
  • Sikap mental; semangat untuk tetap hidup, kepercayaan diri, akal sehat, disiplin, kemampuan belajar dari pengalaman.
  • Pengetahuan; cara membuat bivak, cara mendapatkan air dan makanan, cara membuat api, cara mengatasi gangguan binatang.
  • Pengalaman dan latihan; pengidentifikasi tanaman.
  • Peralatan; kotak survival, dan pisau.
Teknik survival:
  • Perlindungan dari faktor luar; binatang buas, cuaca buruk, hujan dan angin, dingin.
  • Cara perlindungan diri; membuat bivak, tempat untuk berlindung dari factor alam. Ada dua jenis bivak, bivak alam dan bivak buatan.
Survival kit
Survival kit merupakan peralatan survival yang praktis dan mudah dibawa, diantaranya adalah :
- Korek api                                             - Cermin
- Lup                                                      - Obat pribadi
- Batu api                                               - Senter dan baterai
- Jarum, benang, peniti                            - Kompas
- Kait dan senar 60-90 cm

Tindakan dalam menghadapi survival Ingat semboyan ‘STOP’ :
S          = Stop (berhenti).
T         = Thinking (mulailah berpikir, dengan ketenangan berpikir akan mudah bertindak).
O         = Observe (amati keadaan disekitar kita, apa yang bisa kita kerjakan).
P          = Planning (buat perencanaan mengenai tindakan yang akan kita lakukan.

Kunci-Kunci Survival
S          = Sadar dalam keadaan darurat.
U         = Usaha untuk tetap tenang dan tabah.
R         = Rasa takut dan putus asa hilangkan.
V         = Vitalitas tingkatkan.
I           = Ingin tetap hidup dan selamat itu tujuan.
V         = Variasi alam bias dimanfaatkan.
A         = Asal mengerti, berlatih, tahu caranya.
L         = Lancar dan selamat

Apabila tersesat, hal-hal yang dapat dilakukan untuk menanggulangi keadaan tersebut:
  1. Membuat tempat berlindung (shelter)
  2. Tetap tenang, jangn panik, berfikir jernih dan mencoba ingat jalur perjalanan.
  3. Gunakan alat navigasi (kompas dan peta)
  4. Membuat petunjuk untuk memerintah orang lain mencari keberadaan kita.
  5. Tetap bersama kelompok dalam kondisi apapun.

A. Api

Api tidak hanya berfungsi untuk memasak bahan makanan saja, tetapi juga berfungsi untuk menjaga suhu tubuh kita. Selain itu dengan perapian kita dapat terhindar dari berbagai binatang. 

Binatang buas yang takut terhadap api antara lain : serigala, harimau, dan sebagainya. Untuk menghangatkan tubuh, panas api akan lebih efektif menghangatkan tubuh jika kita membuat beberapa api kecil daripada membuat satu api besar.

Perapian yang baik haruslah diatur sedemikian rupa sehingga kayu dapat terbakar secara merata. Dengan penyusunan perapian yang baik dapat memberikan berbagai fungsi. Selain untuk menghangatkan tubuh, memasak, juga dapat dijadikan alat penghalau binatang. Untuk mendapatkan perapian yang baik, diperlukan kayu/bahan yang kering dan mudah terbakar. Perapian yang baik biasanya dimulai dari ranting-ranting kecil untuk dijadikan fire starterUntuk selanjutnya dapat dilanjutkan dengan kayu-kayu yang lebih besar.


Untuk mendapatkan api selain menggunakan alat khusus (korek api/pematik), juga dapat dilakukan dengan cara tradisional. Seperti menggesek-gesekan bahan kering dengan bahan kering lainnya. Letak keberhasilan pembuatan api tradisional yaitu dalam bentuk batang dan jenis bahan/kayu serta cara yang dilakukannya.

Teknik Membuat Api
Dalam keadaan survival, kita memerlukan api, karena:
  • Untuk menghangatkan badan
  • Untuk memasak makanan dan minuman
  • Untuk penerangan dan melindungi diri dari binatang buas
  • Untuk memberikan tandem/ kode keamanan

Elemen untuk membuat api:
  • Bahan yang mudah terbakar
  • Udara
  • Sumber panas atau api (korek api/ gas)
1.      Mematik
Cara ini dilakukan dengan membenturkan atau menggesekan dua benda keras. Dapat dilakukan dengan dua benda yang sejenis ataupun dengan dua benda yang berbeda jenis. Cara yang dapat digunakan bermacam-macam, yang penting adalah dapat menimbulkan bunga api.

Salah satu caranya adalah dengan memaku kayu bidang datar hingga yang tampak bagian kepalanya saja. Kemudian gesekan/benturkan batu atau logam ke arah kepala paku tersebut. Gesekan dengan sedikit ditekan dan agak cepat hingga menimbulkan bunga api. Kemudian bunga api tersebut dapat ditangkap dengan sabut kering dan sebagainya.

2. Gergaji Api (Fire Saw)
Cara ini membutuhkan tenaga yang cukup besar dan kuat. Cara ini memanfaatkan efek panas akibat gesekan kayu. Metodanya seperti menggergaji kayu dengan kayu lainnya, sehingga menimbulkan bunga api. Biasanya kayu yang digunakan berbeda antara kayu satu dengan kayu yang lainya. Kayu yang dipilih adalah kayu yang empuk sehingga tidak terlalu sulit dalam melakukan penggergajian.





3. Fire Thong
Fire Thong adalah cara mendapatkan api dari sehelai kulit kayu atau rotan kering yang ditarik menyilang di atas sepotong kayu atau rotan kering. Kulit rotan tersebut dililitkan pada sebatang pohon yang empuk, lalu ditarik oleh tangan kanan dan kiri secara bergantian. Pada bagian bawahnya diberi sabut, kawul, atau dedaunan kering yang siap menangkap bunga api.


B. Shelter

Shelter ditujukan untuk melindungi survivor dari pengaruh alam, seperti panas, hujan, angin, dan dingin. Perlindungan ini dapat dibangun dari bahan-bahan yang sengaja dibawa ataupun dari bahan-bahan yang tersedia di alam (kayu, dedaunan, dll).

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembangunan shelter adalah :
  1. Jangan membangun shelter di tempat yang riskan tergenang air (banjir), seperti di tepi sungai. Walaupun tempat itu terlihat bersih dan kering, akan sangat berbahaya apabila datang hujan.
  2. Usahakan dalam pembuatan shelter tidak dibawah pohon yang berdahan rapuh atau di bawah pohon kelapa. Karena dapat membahayakan jika dahan rapuh atau buah kelapa itu jatuh menimpa shelter kita.
  3. Tidak di tempat yang dicurigai sebagai sarang binatang buas atau sarang nyamuk/serangga. Karena dapat mengganggu kenyamanan beristirahat.
  4. Bahan pembuat shelter harus kuat dan pengerjaannyapun sebaik-baiknya, karena akan mempengaruhi dalam kenyamanan kita.
Contoh barang bawaan yang dapat dijadikan shelter adalah ponco ataupun plastik berukuran kurang lebih 2×2 meter. Karena shelter yang dibangun dari ponco atau plastik kurang sempurna, maka dari itu selain memperhatkan empat hal diatas, perlu memperhatikan arah angin bertiup. Sehingga arah angin bertiup dapat dihalau oleh shelter yang kita bangun. Contoh bentuk shelter dapat dilihat melalui gambar.

Bentuk lain dari alam yang bisa dimanfaatkan sebagai shelter yaitu gua, lekukan tebing/batu yang cukup dalam, lubang-lubang dalam tanah, dan sebaginya.

Apabila memilih gua harap diyakini bahwa :
  • Gua tersebut bukan merupakan sarang binatang.
  • Gua tersebut tidak mengeluarkan gas beracun. Cara klasik mengetahuinya yaitu dengan menggunakan obor. Apabila obor dapat terus menyala di dalam gua, berarti gua tersebut aman dari gas beracun.
  • Gua tersebut terbebas dari bahaya longsor.
C. Trap
Salah satu keterampilan yang mendukung dalam melakukan kegiatan survival adalah keahlian membuat trap. Trap merupakan suatu jerat/jebakan ini digunakan survivor untuk menangkap binatang untuk diambil dagingnya untuk dimakan. Membuat trap kadangkala memerlukan bahan lainya, seperti : karet, kawat, tali, dan sebagainya. Maka dari itu barang-barang tersebut tersedia di dalam survival kit.

Dalam pembuatan trap, hendaknya diketahui hewan apa saja yang biasa lewat atau tinggal di daerah itu. Dengan mengetahui hewan apa yang akan ditangkap, kita dapat menyesuaikan jenis trap apa yang akan dibuat. Perlu diingat bahwa trap akan sia-sia jika binatang yang telah terperangkap dapat meloloskan diri. Maka dari itu pembuatan trap biasanya dalam bentuk yang sederhana tetapi mempunyai kekuatan yang baik.

Trap sangat banyak jenis dan macamnya, karena dalam pembuatan trap tergnatung kepada kreasi survivor. Kita akan membahas lima jenis trap yang sering digunakan.

1. Trap Menggantung (Hanging Snare)
Perangkap model menggantung ini biasanya memanfaatkan :
  1. Kelenturan dahan pohon.
  2. Patok yang diberi lekukan dan dihubungkan dengan tali.
  3. Tali laso yang lalu menghubungkan dahan pohon yang lentur dengan patok, sehingga apabila laso goyang maka tali pada patok akan lepas dan dahan pohon akan menarik, hingga akhirnya tali akan menjerat.

Perangkap ini ditujukan untuk menangkap binatang yang cukup besar seperti : kelinci, ayam, bebek, dan lain lain.

2. Trap Tali Sederhana
Untuk binatang yang berukuran kecil, seperti burung dapat digunakan perangkap tali sederhana yang diletakan di atas tanah ataupun digantung. Tali laso yang telah diberi umpan diikatkan pada dahan pohon atau batu yang berat. Sehingga apabila hewan telah terjerat, tidak bisa pergi kemana-mana lagi.

3. Trap Lubang Penjerat
Perangkap ini adalah modifikasi dari perangkap tali dan perangkap lubang. Perangkap ini terdiri dari :
  1. Tali laso yang diikatkan pada dahan pohon yang kuat dan diletakan mendatar.
  2. Lubang perangkap yang digali, kedalamannya disesuaikan dengan hewan yang akan ditangkap. Mulut lubang disamarkan dengan dedaunan dan laso diletakan di atas dedaunan tersebut.
  3. Diberi umpan di atas dedaunan, ditengah laso (tali).

4. Trap Menimpa
Perangkap lain yang ditujukan untuk menangkap binatang kecil lainya adalah perangkap menimpa. Perangkap ini memanfaatkan berat kayu untuk menindih. Model ini dikenal dengan nama Deadfall Snare. Yang diperlukan dalam pembuatan perangkap ini adalah :
  1. Batang pohon besar ditumpukan pada kayu pohon lainya yang saling menopang.
  2. Kayu pohon penopang yang saling berhubungan dengan batang pohon besar dan jika salah satu tersenggol, maka yang lain akan jatuh dan menimpa.
  3. Umpan yang diletakan dekat dengan kayu pohon penopang dan apabila tergerak, maka kayu pohon penopang akan bergeser sehingga batang pohon besar akan jatuh menimpa.

5. Kombinasi Trap Lubang dengan Trap Menimpa

Perangkap ini merupakan kombinasi bentuk lubang perangkap dan perangkap menimpa. Perangkap ini terdiri dari :

  • Batang pohon besar untuk menimpa mangsa.
  • Kayu pohon yang saling menopang.
  • Umpan.
  • Lubang perangkap lengkap dengan samarannya.
Cara kerjanya hampir sama dengan trap menimpa, tetapi ketika mangsa tertimpa batang, ia akan langsung masuk ke lubang.

0 comments:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More