logo esacapala

Blogroll


Selasa, 14 Januari 2014

P3K


A. Pokok-pokok dalam pemberian P3K
1. Jangan panik
    Hal-hal yang perlu diperhatikan
  • Bertindak dengan cekatan tapi tenang
  • Jangan terpengaruh oleh keluhan penderita dan jangan terlalu menganggap ringan korban.

2. Pernafasan
3. Pendarahan
4. Evaluasi
    Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memberi pertolongan
  • Tempat terjadinya kecelakaan
  • Memperhatikan keadaan korban
  • Merencanakan pertolongan yang akan diberikan
  • Berdasarkan keadaan korban
  • Apabila korban meninggal, lakukan tindakan, seperti : catat dan foto posisi korban, kumpulkan barang pribadi korban dan catat jumlahnya, tutup mayat dengan ponco plastic dan sebagainya agar terhindar dari hewan buas dan terbawa air, beritahu petugas kepolisian atau kepala desa setempat.

B. Shock
Merupakan keadaan dimana sistem peredaran tubuh terganggu sehingga organ vital terutama otak tidak dapat memenuhi oksigen. Tanda- tanda shock:
  1. Kesadaran penderita menurun
  2. Denyut nadi mula- mula cepat kemudian melemah
  3. Penderita merasa mual
  4. Kulit penderita dingin, lemah dan pucat
  5. Nafas dangkal dan kadang- kadang tidak teratur
  6. Mata terlihat hampa dan tidak bercahaya serta pupil melebar. 

C. Pingsan
Pingsan, dimana fungsi otak terganggu sehingga penderita tidak sadar. Berikut sebab-sebab terjadinya pingsan:
  • Tenggelam.
  • Kerusakan pada otak akibat pukulan/ benturan.
  • Keracunan.
  • Kehilangan banyak darah.
  • Terkena aliran listrik.

Macam-macam pingsan :
1. Pingsan biasa
Biasanya terjadi karena orang yang berdiri diterik sinar matahari, orang yang bekerja berat bepergian tanpa sarapan terlebih dahulu. Umumnya terjadi pada seseorang yang terkena anemia, kecapean, begadang, tidak tahan melihat darah, cenderung akan mengalami pingsan ini. Tindakannya:
  1. Baringkan  penderita ditempat yang teduh dan datar.
  2. Bila memungkinkan kepala diletakkan lebih rendah daripada kaki.
  3. Longgarkan pakaian yang menekan ruangnya pernafasan.
  4. Apabila muntah, miringkan mukanya agar tidak masuk paru-paru. Kompres penderita dengan air dingin jangan disiramkan.
  5. Apabila ada amoniak berikan dibawah hidung agar tercium dan untuk merangsangnya.
2. Pingsan karena panas (Heat Evchautan)

Terjadi pada orang normal dan sehat yang bekerja pada tempat panas. Tindakan yang dilakukan:
  1. Baringkan penderita ditempat teduh.
  2. Lakukan tindakan pada pingsan biasa.

3. Pingsan karena sinar matahari (Heat Stroke)
Hampir sama dengan pingsan karena panas. Gejalanya:
  1. Penghentian keringat secara tiba-tiba.
  2. Penderita merasa seolah udara disekitarnya menjadi lebih panas.
  3. Penderita merasa lemas, sakit kepala, mengigau, dan pingsan.

4. Pingsan karena lapar
Penderita biasanya merasa kedinginan yang sangat dan berkeringat. Pandangannya berkurang. Pertolongannya seperti pingsan biasa.

5. Pingsan akibat hal lain, misalnya:
  • Keracunan makanan.
  • Kesakitan.
  • Pendarahan.
  • Mabuk minuman.

Mengatasi pingsan langkah ABCD:
A = air way
B = breathing
C = circulation
D = deadly bleeding/ disability

CPR = Cardio Pulmonaty Resuscation


D. Mati suri
Merupakan keadaam lebih lanjut dari pingsan. Dimana fungsi pernafasan sangat menurun dan tidak cukup lagi. Berikut penyebab mati suri:
  • Kelanjutan dari pingsan yang tidak diasi segera.
  • Pernafasan terganggu. Karena tenggelam, tercekik, tergantung, dan tertimbun tanah.
  • Menghirup udara beracun.
  • Terkena tegangan listrik/ tersambar petir.

Gejala-gejala mati suri:
  1. Penderita tidak sadar.
  2. Denyut nadi dan pernafasan tidak terasa.
  3. Muka terlihat pucat dan agak kebiruan.

Upaya atau tindakan pertolongan:
  1. Memberikan pernafasan pada korban.
  2. Setelah korban sadar, segera bawa ke Rumah Sakit atau dokter terdekat.
  3. Baringkan dan longgarkan pakaian korban.
  4. Hilangkan benda-benda yang diduga dapat menyumbat pernafasan.

E. Penyakit Gunung ( AMS (Acute Mountain Sicknes))
Terasa pada ketinggian 2000 m.

1. Blank
Gejalanya :
  • Pusing.           
  • Letih yang sangat.
  • Mengatuk.
  • Kedinginan.
  • Mual.
  • Pucat.
  • Sesak nafas.
  • Sulit konsentrasi.

2. Hipotemia (kehilangan panas tubuh)
Gejalanya:
  • Kedinginan yang ringan.
  • Lelah sekali.
  • Mudah berubah perangai.
  • Merasa sangat dingin dan menggigil.
  • Keadaan koma sampai meninggal.

Tindakan pertolongan:
  1. Minum air hangat dan manis.
  2. Ganti pakaian basah dengan yang kering, lalu rebahkan dalam tempat kering dan hangat.
  3. Setelah sadar beri makanan hangat serta turunkan ketempat yang lebih rendah.
4. Hypokimia (kekurangan oksigen)

Gejalanya : 
  • sesak nafas 
  • mata pucat 
  • jalannya sempoyongan.

5. Dehidrasi
Gejalanya :
  1. demam
  2. panas badan tinggi
  3. kehausan.
Pertolongan : sering diberi minuman dan makan-makanan yang mengandung air.

6. Frostbite (mati rasa)
Gejalanya : 
jari terasa dingin dan mulai membiru, bila tersa menghitam jaringan yang ada ditubuh terasa mati. Maka harus segera dipotong agar tidak menjalar ke bagian jaringan yang lain.

F. Nafas buatan
Sebab-sebab nafas berhenti:
  1. Jalannya nafas tersumbat oleh air, darah, dsb.
  2. Jalannya nafas tersumbat oleh gas perangsang.
  3. Kelumpuhan alat pernafasan.

Teknik pernafasan buatan:
  1. Mulut kemulut.
  2. Nielsen inethode, dengan cara:
Penolong lutut dekat kepala korban, pegang kedua tangannya sehingga dagunya tegak keatas. Angkat pipi korban keatas dan kedepan. Bentangkan kedua telapak tangan dipunggung. Tekan punggung korban dengan kedua tangan. Ulangi kembali keurutan semula.

G. Perawatan


a. Cara merawat patah tulang

1. Patah tulang pada lengan bawah sikut, telapak tangan atau jari
Tempatkan penahan (misal : sweater lengan panjang) antara lengan dan tubuh. Tahan dari pergerakan dari daerah sikut hingga peretengahan jari. Lilitkan tangan sweateryang satunya melewati tengkuk dan ikatkan dengan yang satunya. Simpulkan bagian bawah siku agar tidak melorot. Naikkan posisi lengan seperti, akan mencegah pembengkakkan, serta bagian yang patah kuga diberi penyangga.

2. Patah tulang pada bagian siku
Jika posisi sikunya membengkok, sokong dengan sling pendek. Ikatlah melewati bagian atas lengan dan dada. Periksa juga denyut nadi untuk memastikan pembuluhnya tidak terjepit. Jika tidak ada denyut, luruskan posisi lengan, dan jika masih juga tidak ada denyut nadinya maka segeralah untuk mendapatkan pertolongan medis. Jika posisi patah siku dalam keadaan lurus, jangan dibengkokkan. Tempatkan lembar penyangga pada ketiak dan ikatkan lengan pada tubuh.

3. Patah tulang pada bagian lengan atas
Tempatkan lembar penyangga dibawah ketiak melingkar dari bahu kesiku dibagian luar dari lengan. Kemudian sebagian penyangga tangan ikatkan pada seutas sling, pada pergelangan tangan dan gantungkan dileher.

4. Patah pada lutut
Jika posisi kaki lurus, tempatkan penompang dibelakang kaki. Berikan kompres dingin pada lutut. Jika lutut dalam keadaan bengkok, satukan kedua kaki, tempatkan bantalan diantara betis dan paha, lalu ikat. Posisi ini bersifat sementara sampai tim medis dating. Kemudian posisi kaki harus diluruskan sesuai petunjuk yang benar dari tim medis.

5. Patah pada kaki bagian bawah
Berikan penyangga dari bagian atas hingga tumit, atau tempatkan kaki diantara bantalan penyangga lalu ikat keduanya. Bantalan penyangga ini bisa dibuat dari kayu atau dari matras busa (sleeping pad) yang biasa dipakai untuk alas tidur.

6. Cidera tulang leher
Jangan menggerak-gerakan korban sebelum memberikan penompang pada lehernya. Penompang ini bisa dibuat dari gulungan handuk atau bisa juga dari matras busa (sleeping pad) yang dipotong seukuran panjang leher korban. Pasangkan penompang ini mengelilingi lehernya dan ikat.

b. Cara merawat pergeseran sambungan tulang

Pergeseran sambungan tulang (dislocation) sering juga menimpa pendaki gunung. Pergeseran ini menyebabkan sambungan tulang tidak berada pada posisi yang benar. Kondisi ini sangat menyakitkan dan bisa menyebabkan lemahnya peredaran darah pada urat dan pada bagian bawah dari area pergeseran. Sambungan tulang yang bergeser ini harus segera dikembalikan pada posisi yang benar.

Tanda- tanda dan gejala pergeseran sambungan tulang ini adalah rasa sakit pada sambungan tersebut, pembengkakkan, memar atau warna membirupada sambungan yang bergeser. Ruang gerak sambungan jadi terbatas, dan bentuk sambungan tulangnya tidak lazim. Perlakukan pergeseran sambungan tulang ini dengan tidak banyak bergerak dan mengembalikannya pada posisi yang benar.

Ada beberapa periode untuk mengembalikan posisi pergeseran sambungan ini pada posisi yang benar, tetapi melakukan penarikan secara manual atau menggunakan berat badan untuk menarikan tulang yang bergeser adalah cara yang aman dan lebih mudah. Begitu dilakukan tulang akan akan kembali pada posisi awal, maka rasa sakit akan berkurang dan memungkinkan untuk berfungsi dan sirkulasi normal. Untuk menentukan apakah sambungan sudah pada posisi yang benar dapat dilakukan dengan merabanya dan membandingkannya dengan sambungan sejenis lainnya yang tidak cidera. Akan tetapi, biasanya rasa sedikit sakit masih terasa pada sambungan yang bergeser walaupun sudah pada posisi yang benar. Ini bisa diatasi dengan pertolongan tenaga medis yang komponen.

c. Cara merawat keseleo

Tanda-tanda dan gejala pada keseleo adalah rasa sakit, pembengkakkan, dan warna memar (membiru atau menghitam)
Saat keseleo, lakukan hal-hal berikut ini :
  1. Istirahatkan daerah yang keseleo tersebut
  2. Beri es selama 24 jam, dan setelah itu hangatkan.
  3. Kompres, bungkus atau ikat untuk menjaga agar stabil posisinya. Jika mungkin kalau posisi keseleo pada ankle kaki, tinggalkan dahulu sepatunya agar sirkulasi darah bisa lancar.
  4. Posisikan daerah yang keseleo setinggi mungkin. 

d. Cara merawat gigitan ular

Kemungkinan digigit ular akan kecil jika mampu mengenali jenis ular berbisa dan habitatnya. Berikut ini cara merawat gigitan ular :
  1. Cara menangani gigitan ular
  2. Usahakan agar racunnya tidak menyebar.
  3. Dikeluarkan kembali racunnya.

0 comments:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More