logo esacapala

Blogroll


Senin, 13 Januari 2014

Mountaineering


A. Definisi pendakian gunung
Pendakian gunung adalah suatu olah raga keras, penuh petualangan, dan membutuhkan keterampilan, kecerdasan, dan kekuatan serta mempunyai daya juang tinggi. Dalam arti luas, pendakian gunung berarti suatu perjalanan. Definisi lainnya adalah sebuah kegiatan alam bebas yang menggunakan gunung sebagai sarana kegiatannya.

B. Teknik pendakian gunung
Dalam pendakian gunung ada dua sistem pendakian yang dikenal banyak pecinta alam, yaitu :

a. Himalaya System
Himalaya system adalah sistem pendakian yang digunakan untuk perjalanan pendakian panjang sehingga memerlukan waktu berminggu-minggu. Sistem ini berkembang dalam pendakian ke puncak-puncak di Pegunungan Himalaya.

b. Alpine System
Alpine system adalah sistem pendakian yang berkembang di Pegunungan Alpen. Tujuannya agar semua pendaki dapat mencapai puncak secara bersama-sama. Sistem ini lebih cepat karena pendaki tidak perlu kembali lagi ke kemah utama (base camp).

C. Perlengkapan dan Peralatan Pendakian

1. Perlengkapan dasar meliputi :
1. Perlengkapan dasar perjalan/ pergerakkan
Ransel / Carriel
         Dalam hal ini ransel yang dibutuhkan adalah ransel yang sangat kuat, ringan, dan terbuat dari bahan yang tahan air. Ransel yang baik adalah ransel yang nyaman di pakai walaupun banyak beban yang dibawa.
           Ransel terdiri dari dua jenis, yaitu ransel dengan rangka luar dan ransel dengan rangka dalam. Ransel dengan  rangka luar cocok digunakan dalam medan terbuka, seperti daerah rerumputan atau pantai. Sedangkan ransel dengan rangka dalam cocok digunakan dalam medan gunung atau hutan.

Baju dan Celana Panjang
i. Baju gunung
Baju gunung harus terbuat dari bahan yang nyaman dipakai, menyerap keringat, dan mudah kering tapi cukup kuat. Diusahakan baju yang dipakai harus berlengan panjang agar pendaki terlindung dari gigitan hewan dan sengatan matahari.

ii. Celana gunung
Celana Gunung harus terbuat dari bahan katun yang lembut tapi kuat, desain celana memberikan ruang gerak yang leluasa bagi kaki kita, mempunyai saku yang cukup.
Ikat Pinggang
Sebagai pengencang celana
Kaus Kaki
Sebagai pelindung kaki agar tidak terjadi lecet-lecet
Sarung Tangan
Sebagai pelindung telapak agar tidak terjadi goresan.
Topi rimba
Digunakan sebagai pelindung kepala.
Sepatu Track
Sepatu untuk mendaki gunung harus memiliki syarat :

  • Terbuat dari bahan yang kuat dan ketika dipakai tidak merasa sakit.
  • Melindungi kaki sampai mata kaki untuk mencegah terjadinya bahaya atau terkilir.
  • Nyaman dipakai.
  • Bentuk sol bawah dapat mencengkeram ke segala arah agar pemakainya tidak mudah tergelincir.
Senter
Alat untuk penerangan. Gunakan senter yang memiliki kualitas cahaya yang baik, bentuk ringkas, tidak boros.

b. Perlengkapan untuk istirahat
Sleeping Bag
Merupakan alat umum untuk tidur yang menyerupai kepomopong.
Matras
Biasanya digunakan sebagai alas terutama untuk alas tidur didalam tenda.
Kupluk
Sebagai penghangat kepala.
Sweater
Sebagai penghangat badan.
Bivak/ tenda
Digunakan sebagai tempat beristirahat atau berteduh.


c. Perlengkapan Makan dan Minum
Nesting
Berfungsi sebagai wadah memasak.
Kompor Lapangan
Ada beberapa jenis kompor lapangan yang dapat digunakan, seperti kompor paraffin, kompor gas, dan kompor spirtus.
  • Kompor Paraffin lebih ringkas bentuknya, tapi tidak tahan terhadap badai angin yang kencang.
  • Kompor Gas menghasilkan panas yang lebih baik daripada kompor paraffin, tetapi sangat ruska untuk di bawa karena sering terjadi ledakan tabung gas.

Kompor Spirtus tidak terpengaruh oleh angin dan panas, api yang dihasilkan lebih baik daripada kedua kompor tersebut, tetapi bahan bakar yang di perlukan lebih banyak daripada kompor paraffin.
Peralatan Makan
Meliputi sendok, garpu, piring dan gelas. Alat tersebut harus terbuat dari plastik agar tidak beresiko saat dibawa.
Bahan Bakar
Bahan bakar ini disesuaikan dengan alat yang diperlukan untuk memasak. Biasanya meliputi Korek api, Paraffin, Tabung Gas, dan Spirtus.
Drigen
Digunakan untuk menampung air.
Pisau
Ada beberapa jenis pisau yang digunakan dalam pendakian, yaitu golok tebas, pisau pinggang, dan pisau saku multiguna (Victorinox).

d. Perlengkapan mandi.
e. Perlengkapan pribadi (obat pribadi).

      2. Perlengkapan khusus disesuaikan dengan perjalanan, misalnya :
  a. Perlengkapan penelitian (kamera, buku, dll)
  b. Perlengkapan penyusuran sungai (perahu, dayung, pelampung, dll)
  c. Perlengkapan pendakian tebing batu (Karabiner, tali, dll)
  d. Perlengkapan penelusuran gua (helm, headlamp/ senter, harness, dll)

      3. Perlengkapan tambahan :
Perlengkapan ini dapat dibawa atau tergantung evaluasi yang dilakukan (Contoh : semir, kelambu, gaiter, dll)

D. Packing



E. Prosedur Pendakian Gunung
Dalam melakukan pendakian gunung, ada beberapa langkah yang harus diikuti oleh pendaki, diantaranya :
  1. Mengamati lintasan dan memikirkan teknik yang akan dipakai.
  2. Menyelipkan perlengkapan yang diperlukan.
  3. Untuk leader mengatur perlengkapan sedemikian rupa agar mudah diambil dan tidak mengganggu gerakan, untuk belayer memasang anchor merapikan alat-alat dan mengamankan leader apabila jatuh.
  4. Bila belayer dan leader siap melakukan pendakian, segera memberikan aba-aba pendakian.
  5. Bila leader sudah sampai satu pitch dia harus memasang anchor.
  6. Leader sudah memasang anchor selanjutnya berfungsi sebagai belayer yaitu mengamankan pendakian berikutnya.
F. Faktor alam yang menyebabkan pendaki mengalami kecelakaaan adalah :

  • Suhu yang tiba-tiba turun drastis yang disebabkan oleh perbedaan suhu disekitar gunung yang menyebabkan turunnya daya tahan pendaki.
  • Badai gunung.
  • Binatang buas.
  • Kebakaran hutan.
  • Longsornya tebing gunung.
  • Gas beracun.
Untuk meminimalikan terjadinya kecelakaan pada saat mendak gunung, pendaki harus memperhatikan hal-hal berikut :
  1. Jumlah orang yang akan mendaki minimal tiga orang.
  2. Membawa peralatan lengkap. Terutama peralatan pribadi.
  3. Menjaga kekompakkan tim sebagai hal vital dalam perjalanan.
  4. Mempunyai leader yang berpengalaman. Baik mental maupun pengetahuan.
  5. Membawa logistik dan air yang cukup.
  6. Menjaga kondisi agar tetap fit.
G. Cara Mendaki Gunung yang Baik (Hiking Safety)
    Keselamatan pendaki gunung sangat diutamakan. Tidak sedikit yang mengalami kecelakaan bahkan kehilangan nyawa. Hal itu disebabkan oleh faktor alam atau faktor kesalahan manusia. Beberapa faktor kesalahan manusia adalah :
  • Minimnya pengetahuan medan yang akan dilalui.
  • Membuka jalur baru tanpa mengetahui navigasi dan cara bertahan hidup yang memadai.
  • Tersesat dihutan karena kekurangan makanan dan air.
  • Terjadi perpecahan dan perbedaan pendapat dalam kelompok pendaki.
  • Kecerobohan leader dalam menentukan jalur yang akan di lalui.
H. Pionering (Perencanaan Perjalanan)

    Melakukan kegiatan dialam bebas adalah kegiatan yang termasuk dalam kegiatan yang beresiko tinggi (high risk activity), sehingga untuk menghindari kejadian-kejadian yang tidak diinginkan maka sebuah kegiatan alam bebas harus dipersiapkan secara matang oleh para pelakunya. Oleh karena itu perlu sebuah menajemen kegiatan yang tertata agar kegiatan tersebut bisa terlaksana dengan lancar. Secara garis besar sebuah kegiatan terbagi menjadi tiga fase :
  1. Pra kegiatan
  2. Pelaksaan kegiatan
  3. Pasca kegiatan
Adapun rumusan yang umum digunakan, yaitu 5W+1H. yang kepanjangannya adalah What, Where, Who, Why, When dan How. Berikut ini aplikasi dari rumusan tersebut :
  1. What (apa), suatu kegiatan pasti memiliki nama.
  2. Where (dimana), kita harus mengetahui dimana tempat kegiatan yang akan kita gunakan.
  3. Who (siapa), apakah kita akan melakukan kegiatan alam tersebut bersama kelompok atau sendiri.
  4. Why (mengapa), pertanyaan yang cukup panjang jawabannya dan bisa bermacam-macam.
  5. When (kapan), waktu pelaksaan kegiatan tersebut dan berapa lama?
Untuk How (bagaiamana) merupakan suatu pembahasan lebih spesifik dari jawaban pertanyaan diatas ulasannya adalah sebagai berikut :
  • Bagaimana kondisi lokasi.
  • Bagaimana transportasi menuju lokasi.
  • Bagaimana cuaca disana.
  • Bagaimana perizinannya.
  • Bagaimana mendapatkan air.
  • Bagaimana pengaturan pembagian tugas panitia.
  • Bagaimana acara akan berlangsung.
  • Bagaimana materi yang disampaikan.
  • Dan masih banyak “bagaimana” lagi.
Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang timbul itulah kita dapat menyusun rencana kegiatan yang didalamnya mencangkup rincian.

    a. Pra Kegiatan
           Pada persiapan ini tim yang bertugas dibagian perizinan dan administrasi bertugas mempersiapkan dan mengurus perizinan dan administrasi yang dibutuhkan untuk kegiatan perjalanan.

1. Pendanaan
Tim yang bertugas dibidang ini ditugaskan menyusun anggaran yang dibuttuhkan dari pra hingga pasca kegiatan. Mengoreksi tentang kebutuhan dana yang telah disusun dan mengumpulkan dana dan mencari sumber dana yang dibutuhkan.

2. Pembuatan agenda kerja
Agar kegiatan tersusun rapid an memenuhi target yang telah ditentukan maka, buatlah Time Schedule dari pra-kegiatan hingga pasca-kegiatan.

3. Pendalaman materi
Disesuaikan dengan maksud dan tujuan kegiatan.


4. Persiapan fisik
Latihan fisik perlu adanya, untuk mempersiapkan kondisi fisik sebelum kegiatan dilakukan, terutama bila kegiatan tersebut dilakukan dialam bebas. Proses latihan yang dilakukan secara sistematis dan berulang .

5. Persiapan perlengkapan
Mempersiapkan perlengkapan perjalanan, antara lain : sesuai dengan medan lokasi kegiatan, adapun prinsip perlengkapan yang akan di bawa adalah “sedikit mungkin namun selengkap mungkin dengan kegunaan sebanyak mungkin”. Adapun spesifikasi perlengkapan seperti :
  • Perlengkapan pribadi
  • Perlengkapan kelompok
Setelah menentukan kebutuhan perlengkapan, tak kalah penting tentang bagaimana kita akan melakukan packing perlengkapan. Dan dengan apa kita akan mempacking perlengkapan tersebut. Terutama kegiatan yang mengharuskan berjalan kaki dengan medan yang berat.

6. Persiapan perbekalan perjalanan
Yang perlu diperhatikan :
  • Sesuaikan perbekalan dengan lamanya perjalanan.
  • Cukup memenuhi kebutuhan kalori danmempunyai komposisi gizi yang memadai, serta tidak asing bagi lidah dan penciuman.
  • Sebaiknya siap saji, irit air, dan bahn bakar.
Setelah perencanaan perbekalan dengan informasi lengkap,perkiraan kondisi medan dan aktivitas yang akan dilakukan, maka lakukan hal-hal berikut :
  1. Perhitungan kalori yang diperlukan.
  2. Susunan daftar menu makanan yang memenuhi rencana diatas, kemudian kelompokan menurut komposisi (karbohidrat, protein, lemak) kemudian hitung masing-masing kalori totalnya.
  3. Apabila ada kekurangan, tambahkan suplemen berupa tablet vitamin dan mineral.

7. Survey
Setelah data tentang lokasi kegiatan telah terkumpul, perlu diadakan survey kelayakan lokasi kegiatan agar kendala bisa teratasi dan diantisipasi sebelumnya.

8. Try out
Untuk menilai kesiapan tim. Baik fisik, materi dan kemampuan. Hasil try out ini menjadi acuan kelayakan tim untuk melanjutkan kegiatan.

9. Publikasi kegiatan
Manfaat publikasi kegiatan :
  • Menunjang pencarian dana dalam kegiatan. Biasanya berasal dari dana organisasi, donator, ataupun sponsor.
  • Sebagai citra organisasi
  • Publikasi kegiatan yang baik akan berimbas pada peningkatan citra organisasi yang melakukan kegiatan tersebut.
  • Sebagai informasi bagi masyarakat
  • Untuk dokumentasi.
    b. Pelaksanaan kegiatan

1. Pembagian tugas dan kerjasama tim
Pembagian tugas disesuaikan dengankebutuhan kegiatan lapangan, ketua pelaksana serta panitia sebagai penanggung jawab kegiatan. Sedangkan operasional lapangan mengkoordinir tim lapangan (peserta) dari persiapan pra kegiatan sampai pada saat kegiatan. Adapun pembagian tudas tim lapangan yang sesuai dengan kebutuhannya, seperti : ketua tim (leader), notulen, navigator, logistic, kesehatan, dokumentasi, komunikasi, dan pendataan. 

2. Manajemen perlengkapan dan pembekalan
Ini adalah bagian yang paling penting dalam kegitan. Karna itu pelu pengaturan dalam kegunaannya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengaturan perlengkapan dan perbekalan. Antara lain :
  • Checklist semua perlengkapan dan perbekalan.
  • Rencanakan penggunaan peralatan perharinya
  • Jaga dan rawat peralatan tersebut
  • Sedikit mungkin namun selengkap mungkin dengan menfaat sebanyak mungkin.
3. System komando, komunikasi, dan rescue
Untuk kelancaran kegiatan lapangan maka perlu sistem komando dan komunikasi yang bagus sehingga segala sesuatu seperti informasi mendadak, pengiriman data dan berita kecelakaan dapat ditangugalangi dengan cepat.

    c. Pasca kegiatan

1. Laporan kegiatan
Bentuk dari hasil pendokumentasian kegiatan dari pra kegiatan hingga pasca kegiatan. Sehingga bisa menjadi acuan dan tolak ukur dari kegiatan selanjutnya.

2. Evaluasi
Bermaksud agar segala kekurangan dan kendala selama kegiatan bisa menjadi pelajaran untuk kegiatan selanjutnya, dari pengevaluasian laporan kegiatan tersebut.

“Seorang organiser yang baik, seorang yang dapat membuat, menguasai, dan mewujudkan skenario kegiatan yang dibuatnya”

0 comments:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More