A. Definisi
pendakian gunung
Pendakian
gunung adalah suatu olah raga keras, penuh petualangan, dan membutuhkan
keterampilan, kecerdasan, dan kekuatan serta mempunyai daya juang tinggi. Dalam
arti luas, pendakian gunung berarti suatu perjalanan. Definisi lainnya adalah
sebuah kegiatan alam bebas yang menggunakan gunung sebagai sarana kegiatannya.
B. Teknik
pendakian gunung
Dalam pendakian gunung ada dua
sistem pendakian yang dikenal banyak pecinta alam, yaitu :
a. Himalaya
System
Himalaya system adalah sistem
pendakian yang digunakan untuk perjalanan pendakian panjang sehingga memerlukan
waktu berminggu-minggu. Sistem ini berkembang dalam pendakian ke puncak-puncak
di Pegunungan Himalaya.
b. Alpine
System
Alpine system adalah sistem
pendakian yang berkembang di Pegunungan Alpen. Tujuannya agar semua pendaki
dapat mencapai puncak secara bersama-sama. Sistem ini lebih cepat karena
pendaki tidak perlu kembali lagi ke kemah utama (base camp).
C. Perlengkapan
dan Peralatan Pendakian
1. Perlengkapan
dasar meliputi :
1. Perlengkapan dasar perjalan/ pergerakkan
Ransel
/ Carriel
Dalam
hal ini ransel yang dibutuhkan adalah ransel yang sangat kuat, ringan, dan
terbuat dari bahan yang tahan air. Ransel yang baik adalah ransel yang nyaman
di pakai walaupun banyak beban yang dibawa.
Ransel
terdiri dari dua jenis, yaitu ransel dengan rangka luar dan ransel dengan
rangka dalam. Ransel dengan rangka luar
cocok digunakan dalam medan terbuka, seperti daerah rerumputan atau pantai.
Sedangkan ransel dengan rangka dalam cocok digunakan dalam medan gunung atau
hutan.
Baju
dan Celana Panjang
i. Baju gunung
Baju gunung harus terbuat dari
bahan yang nyaman dipakai, menyerap keringat, dan mudah kering tapi cukup kuat.
Diusahakan baju yang dipakai harus berlengan panjang agar pendaki terlindung
dari gigitan hewan dan sengatan matahari.
ii. Celana gunung
Celana Gunung harus terbuat dari bahan
katun yang lembut tapi kuat, desain celana memberikan ruang gerak yang leluasa
bagi kaki kita, mempunyai saku yang cukup.
Ikat
Pinggang
Sebagai pengencang
celana
Kaus
Kaki
Sebagai pelindung kaki
agar tidak terjadi lecet-lecet
Sarung
Tangan
Sebagai pelindung
telapak agar tidak terjadi goresan.
Topi
rimba
Digunakan sebagai pelindung kepala.
Sepatu
Track
Sepatu untuk mendaki
gunung harus memiliki syarat :
- Terbuat dari bahan yang kuat dan ketika dipakai tidak merasa sakit.
- Melindungi kaki sampai mata kaki untuk mencegah terjadinya bahaya atau terkilir.
- Nyaman dipakai.
- Bentuk sol bawah dapat mencengkeram ke segala arah agar pemakainya tidak mudah tergelincir.
Senter
Alat untuk penerangan. Gunakan
senter yang memiliki kualitas cahaya yang baik, bentuk ringkas, tidak boros.
b. Perlengkapan untuk istirahat
Sleeping
Bag
Merupakan alat umum untuk tidur
yang menyerupai kepomopong.
Matras
Biasanya digunakan sebagai alas
terutama untuk alas tidur didalam tenda.
Kupluk
Sebagai penghangat kepala.
Sweater
Sebagai penghangat badan.
Bivak/
tenda
Digunakan sebagai tempat
beristirahat atau berteduh.
c. Perlengkapan Makan dan Minum
Nesting
Berfungsi sebagai wadah memasak.
Kompor
Lapangan
Ada beberapa jenis kompor lapangan
yang dapat digunakan, seperti kompor paraffin, kompor gas, dan kompor spirtus.
- Kompor Paraffin lebih ringkas bentuknya, tapi tidak tahan terhadap badai angin yang kencang.
- Kompor Gas menghasilkan panas yang lebih baik daripada kompor paraffin, tetapi sangat ruska untuk di bawa karena sering terjadi ledakan tabung gas.
Kompor Spirtus tidak terpengaruh
oleh angin dan panas, api yang dihasilkan lebih baik daripada kedua kompor
tersebut, tetapi bahan bakar yang di perlukan lebih banyak daripada kompor
paraffin.
Peralatan
Makan
Meliputi sendok, garpu,
piring dan gelas. Alat tersebut harus terbuat dari plastik agar tidak beresiko
saat dibawa.
Bahan
Bakar
Bahan bakar ini
disesuaikan dengan alat yang diperlukan untuk memasak. Biasanya meliputi Korek
api, Paraffin, Tabung Gas, dan Spirtus.
Drigen
Digunakan untuk
menampung air.
Pisau
Ada beberapa jenis pisau yang
digunakan dalam pendakian, yaitu golok tebas, pisau pinggang, dan pisau saku
multiguna (Victorinox).
d. Perlengkapan mandi.
e. Perlengkapan pribadi (obat pribadi).
2. Perlengkapan
khusus disesuaikan dengan perjalanan, misalnya :
a. Perlengkapan penelitian (kamera, buku,
dll)
b. Perlengkapan penyusuran sungai (perahu,
dayung, pelampung, dll)
c. Perlengkapan pendakian tebing batu
(Karabiner, tali, dll)
d. Perlengkapan penelusuran gua (helm,
headlamp/ senter, harness, dll)
3. Perlengkapan
tambahan :
Perlengkapan ini dapat
dibawa atau tergantung evaluasi yang dilakukan (Contoh : semir, kelambu,
gaiter, dll)
D. Packing
E. Prosedur Pendakian Gunung
Dalam
melakukan pendakian gunung, ada beberapa langkah yang harus diikuti oleh
pendaki, diantaranya :
- Mengamati lintasan dan memikirkan teknik yang akan dipakai.
- Menyelipkan perlengkapan yang diperlukan.
- Untuk leader mengatur perlengkapan sedemikian rupa agar mudah diambil dan tidak mengganggu gerakan, untuk belayer memasang anchor merapikan alat-alat dan mengamankan leader apabila jatuh.
- Bila belayer dan leader siap melakukan pendakian, segera memberikan aba-aba pendakian.
- Bila leader sudah sampai satu pitch dia harus memasang anchor.
- Leader sudah memasang anchor selanjutnya berfungsi sebagai belayer yaitu mengamankan pendakian berikutnya.
F. Faktor alam yang menyebabkan
pendaki mengalami kecelakaaan adalah :
- Suhu yang tiba-tiba turun drastis yang disebabkan oleh perbedaan suhu disekitar gunung yang menyebabkan turunnya daya tahan pendaki.
- Badai gunung.
- Binatang buas.
- Kebakaran hutan.
- Longsornya tebing gunung.
- Gas beracun.
- Jumlah orang yang akan mendaki minimal tiga orang.
- Membawa peralatan lengkap. Terutama peralatan pribadi.
- Menjaga kekompakkan tim sebagai hal vital dalam perjalanan.
- Mempunyai leader yang berpengalaman. Baik mental maupun pengetahuan.
- Membawa logistik dan air yang cukup.
- Menjaga kondisi agar tetap fit.
G. Cara Mendaki Gunung yang Baik (Hiking Safety)
Keselamatan
pendaki gunung sangat diutamakan. Tidak sedikit yang mengalami kecelakaan
bahkan kehilangan nyawa. Hal itu disebabkan oleh faktor alam atau faktor
kesalahan manusia. Beberapa faktor kesalahan manusia adalah :
- Minimnya pengetahuan medan yang akan dilalui.
- Membuka jalur baru tanpa mengetahui navigasi dan cara bertahan hidup yang memadai.
- Tersesat dihutan karena kekurangan makanan dan air.
- Terjadi perpecahan dan perbedaan pendapat dalam kelompok pendaki.
- Kecerobohan leader dalam menentukan jalur yang akan di lalui.
H. Pionering (Perencanaan Perjalanan)
Melakukan
kegiatan dialam bebas adalah kegiatan yang termasuk dalam kegiatan yang
beresiko tinggi (high risk activity), sehingga untuk menghindari
kejadian-kejadian yang tidak diinginkan maka sebuah kegiatan alam bebas harus
dipersiapkan secara matang oleh para pelakunya. Oleh karena itu perlu sebuah
menajemen kegiatan yang tertata agar kegiatan tersebut bisa terlaksana dengan
lancar. Secara garis besar sebuah kegiatan terbagi menjadi tiga fase :
- Pra kegiatan
- Pelaksaan kegiatan
- Pasca kegiatan
- What (apa), suatu kegiatan pasti memiliki nama.
- Where (dimana), kita harus mengetahui dimana tempat kegiatan yang akan kita gunakan.
- Who (siapa), apakah kita akan melakukan kegiatan alam tersebut bersama kelompok atau sendiri.
- Why (mengapa), pertanyaan yang cukup panjang jawabannya dan bisa bermacam-macam.
- When (kapan), waktu pelaksaan kegiatan tersebut dan berapa lama?
Untuk
How (bagaiamana) merupakan suatu pembahasan lebih spesifik dari jawaban
pertanyaan diatas ulasannya adalah sebagai berikut :
- Bagaimana kondisi lokasi.
- Bagaimana transportasi menuju lokasi.
- Bagaimana cuaca disana.
- Bagaimana perizinannya.
- Bagaimana mendapatkan air.
- Bagaimana pengaturan pembagian tugas panitia.
- Bagaimana acara akan berlangsung.
- Bagaimana materi yang disampaikan.
- Dan masih banyak “bagaimana” lagi.
Jawaban
dari pertanyaan-pertanyaan yang timbul itulah kita dapat menyusun rencana kegiatan
yang didalamnya mencangkup rincian.
a. Pra Kegiatan
Pada
persiapan ini tim yang bertugas dibagian perizinan dan administrasi bertugas
mempersiapkan dan mengurus perizinan dan administrasi yang dibutuhkan untuk
kegiatan perjalanan.
1. Pendanaan
Tim yang bertugas dibidang ini ditugaskan menyusun anggaran yang dibuttuhkan dari pra hingga pasca kegiatan. Mengoreksi tentang kebutuhan dana yang telah disusun dan mengumpulkan dana dan mencari sumber dana yang dibutuhkan.
2. Pembuatan agenda kerja
Disesuaikan dengan maksud dan tujuan kegiatan.
4. Persiapan fisik
Latihan fisik perlu adanya, untuk mempersiapkan kondisi fisik sebelum kegiatan dilakukan, terutama bila kegiatan tersebut dilakukan dialam bebas. Proses latihan yang dilakukan secara sistematis dan berulang .
5. Persiapan perlengkapan
7. Survey
Setelah data tentang lokasi kegiatan telah terkumpul, perlu diadakan survey kelayakan lokasi kegiatan agar kendala bisa teratasi dan diantisipasi sebelumnya.
8. Try out
Untuk menilai kesiapan tim. Baik fisik, materi dan kemampuan. Hasil try out ini menjadi acuan kelayakan tim untuk melanjutkan kegiatan.
9. Publikasi kegiatan
1. Pendanaan
Tim yang bertugas dibidang ini ditugaskan menyusun anggaran yang dibuttuhkan dari pra hingga pasca kegiatan. Mengoreksi tentang kebutuhan dana yang telah disusun dan mengumpulkan dana dan mencari sumber dana yang dibutuhkan.
2. Pembuatan agenda kerja
Agar
kegiatan tersusun rapid an memenuhi target yang telah ditentukan maka, buatlah
Time Schedule dari pra-kegiatan hingga pasca-kegiatan.
3. Pendalaman
materiDisesuaikan dengan maksud dan tujuan kegiatan.
4. Persiapan fisik
Latihan fisik perlu adanya, untuk mempersiapkan kondisi fisik sebelum kegiatan dilakukan, terutama bila kegiatan tersebut dilakukan dialam bebas. Proses latihan yang dilakukan secara sistematis dan berulang .
5. Persiapan perlengkapan
Mempersiapkan
perlengkapan perjalanan, antara lain : sesuai dengan medan lokasi kegiatan,
adapun prinsip perlengkapan yang akan di bawa adalah “sedikit mungkin namun selengkap
mungkin dengan kegunaan sebanyak mungkin”. Adapun spesifikasi
perlengkapan seperti :
- Perlengkapan pribadi
- Perlengkapan kelompok
6. Persiapan perbekalan perjalanan
Yang perlu diperhatikan :
- Sesuaikan perbekalan dengan lamanya perjalanan.
- Cukup memenuhi kebutuhan kalori danmempunyai komposisi gizi yang memadai, serta tidak asing bagi lidah dan penciuman.
- Sebaiknya siap saji, irit air, dan bahn bakar.
- Perhitungan kalori yang diperlukan.
- Susunan daftar menu makanan yang memenuhi rencana diatas, kemudian kelompokan menurut komposisi (karbohidrat, protein, lemak) kemudian hitung masing-masing kalori totalnya.
- Apabila ada kekurangan, tambahkan suplemen berupa tablet vitamin dan mineral.
7. Survey
Setelah data tentang lokasi kegiatan telah terkumpul, perlu diadakan survey kelayakan lokasi kegiatan agar kendala bisa teratasi dan diantisipasi sebelumnya.
8. Try out
Untuk menilai kesiapan tim. Baik fisik, materi dan kemampuan. Hasil try out ini menjadi acuan kelayakan tim untuk melanjutkan kegiatan.
9. Publikasi kegiatan
Manfaat
publikasi kegiatan :
- Menunjang pencarian dana dalam kegiatan. Biasanya berasal dari dana organisasi, donator, ataupun sponsor.
- Sebagai citra organisasi
- Publikasi kegiatan yang baik akan berimbas pada peningkatan citra organisasi yang melakukan kegiatan tersebut.
- Sebagai informasi bagi masyarakat
- Untuk dokumentasi.
b. Pelaksanaan kegiatan
1. Pembagian tugas dan
kerjasama tim
Pembagian tugas disesuaikan dengankebutuhan
kegiatan lapangan, ketua pelaksana serta panitia sebagai penanggung jawab
kegiatan. Sedangkan operasional lapangan mengkoordinir tim lapangan (peserta)
dari persiapan pra kegiatan sampai pada saat kegiatan. Adapun pembagian tudas
tim lapangan yang sesuai dengan kebutuhannya, seperti : ketua tim (leader),
notulen, navigator, logistic, kesehatan, dokumentasi, komunikasi, dan
pendataan.
2. Manajemen
perlengkapan dan pembekalan
Ini adalah bagian yang paling penting dalam kegitan.
Karna itu pelu pengaturan dalam kegunaannya. Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam pengaturan perlengkapan dan perbekalan. Antara lain :
- Checklist semua perlengkapan dan perbekalan.
- Rencanakan penggunaan peralatan perharinya
- Jaga dan rawat peralatan tersebut
- Sedikit mungkin namun selengkap mungkin dengan menfaat sebanyak mungkin.
3. System
komando, komunikasi, dan rescue
Untuk kelancaran kegiatan lapangan maka perlu sistem
komando dan komunikasi yang bagus sehingga segala sesuatu seperti informasi
mendadak, pengiriman data dan berita kecelakaan dapat ditangugalangi dengan
cepat.
c. Pasca kegiatan
1. Laporan
kegiatan
Bentuk dari hasil pendokumentasian
kegiatan dari pra kegiatan hingga pasca kegiatan. Sehingga bisa menjadi acuan
dan tolak ukur dari kegiatan selanjutnya.
2. Evaluasi
Bermaksud agar segala kekurangan dan kendala
selama kegiatan bisa menjadi pelajaran untuk kegiatan selanjutnya, dari
pengevaluasian laporan kegiatan tersebut.
“Seorang organiser yang baik, seorang yang dapat membuat, menguasai, dan mewujudkan skenario kegiatan yang dibuatnya”
0 comments:
Posting Komentar